PIKA-PI menampilkan kain songket Palembang dari UMKM binaan Pupuk Indonesia dengan sentuhan elegan yang tetap menonjolkan nilai kebudayaan lokal hasil kolaborasi dengan desainer berbakat yaitu Maya Ratih dan Temma Prasetio.
Kolaborasi kreatif dengan PIKA-PI ini sejalan dengan salah satu prioritas Kementerian BUMN di pemerintahan saat ini, yaitu agar BUMN dapat mengoptimalkan perannya dalam mendorong UMKM naik kelas, serta mendorong kerja sama dengan pihak swasta.
Dalam ajang ini, karya UMKM binaan Pupuk Indonesia yaitu berupa kain songket Palembang ditampilkan dalam tema “Pupuk Indonesia Menenun Benang Emas Sriwidjaja”.
Melalui siaran press release, diketahui bahwa tema ini memiliki makna yaitu setiap helai songket yang dipamerkan dibentuk dari benang emas dengan liuk motif yang menggambarkan hidup penuh lika-liku seperti pelayaran punggawa Sriwijaya.
Kain tradisional modern jadi highlight koleksi ini
Koleksi kali ini, Temma meramu kain songket Palembang dengan pewarna alam yang indah menjadi sebuah koleksi busana yang tidak hanya stylish dan trendi, namun juga memiliki daya pakai yang tinggi.
Temma Prasetio, dalam press conference yang diadakan di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, pada Jumat, (25/10/2024), mengatakan, "Menggabungkan tradisi dengan tren masa kini adalah tantangan menarik.
Dalam koleksi ini, saya pengin menunjukkan bahwa kain songket bukan hanya sehelai kain, tapi juga simbol identitas yang bisa relevan dalam gaya hidup modern.
Dengan sentuhan kontemporer, saya berharap wastra nusantara dapat diapresiasi lebih luas, baik di dalam negeri maupun di mancanegara.” Pada kesempatan yang sama, designer Maya Ratih juga memadukan keindahan kain warisan nusantara songket Palembang dengan bahan-bahan mewah seperti jacquard, velvet, taffeta dan linen yang bukan hanya sebagai wujud pelestarian budaya, tetapi juga peran penting UMKM dalam menjaga dan memperkenalkan nilai tradisional serta pemberdayaan perempuan.
“Kain songket Palembang adalah warisan budaya yang sarat akan makna.
Dalam koleksi ini, saya meramu elemen-elemen mewah untuk memberikan kesan elegan tanpa melupakan akar tradisionalnya.
Bagi saya, ini adalah cara untuk menampilkan kekayaan warisan lokal, sekaligus memberdayakan para perempuan yang bekerja di balik produksi kain tersebut,” ucap Maya Ratih.
Baca Juga: Tutorial Styling Kain Tanpa Peniti dan Jarum Buat Dipakai Sehari-hari
(*)