Hujan meteor bukanlah sebuah peristiwa langka. Secara berkala, penduduk Bumi akan dapat menikmati lintasan bintang jatuh di langit malam. Di antaranya adalah hujan meteor tahunan Orionid yang berlangsung setiap tanggal 2 Oktober - 7 November.
Hujan meteor orionid pertama kali ditemukan oleh E.C. Herrick (Connecticut, USA) pada kisaran tahun 1839 saat ia membuat pernyataan ambisius bahwa aktivitas hujan meteor tersebut terjadi tanggal 8 - 15 Oktober. Pernyataan yang serupa kembali terlontar di tahun 1840 saat ia berkomentar kalau "waktu yang tepat dari hujan meteor dengan frekuensi yang besar di bulan Oktober masih belum betul-betul diketahui, namun kemungkinannya aktivitas meteor tersebut bisa ditemukan antara tanggal 8 - 25 Oktober.
Pengamatan hujan meteor Orionid secara presisi pertama kali dilakukan oleh A. S. Herschel pada tanggal 18 Oktober 1864 saat 14 meteor ditemukan tampak berasal dari rasi Orion. Dan di tahun 1865 tanggal 20 Oktober, Herschel mengonfirmasi radian hujan Meteor tersebut memang berasal dari rasi Orion.
Pada 2015, hujan meteor Orionid akan kembali menghiasi langit malam ketika Bumi melintasi sisa debu ekor komet Halley. Puncak hujan meteor atau saat ketika hujan meteor Orionid mencapai maksimum akan terjadi di malam tanggal 21/22 Oktober. Para pengamat di Bumi akan dapat menikmati 15 - 20 meteor setiap jamnya saat hujan meteor Orionid mencapai maksimum.