6 Hal Wajib Tahu Soal Tanggal 30 Juni 2015 Yang Bakal Lebih Lama dari 24 Jam

By Natasha Erika, Minggu, 21 Juni 2015 | 17:00 WIB
6 Hal Wajib Tahu Soal Tanggal 30 Juni 2015 Yang Bakal Lebih Lama dari 24 Jam (Natasha Erika)

Bulan Juni 2015 akan lebih lama dari Juni-Juni pada tahun lainnya. Satu hari pada tanggal 30 Juni 2015 nanti bukan hanya 24 jam, melainkan 24 jam 1 detik. Pada tanggal tersebut, hari akan berakhir bukan pada pukul 23.59.59, melainkan pada 23.59.60. Tanggal 1 Juli 2015 sendiri tetap akan dimulai pada 00.00.00. Ini dia 6 hal wajib tahu soal tanggal 30 Juni 2015 yang bakal lebih lama dari 24 jam.

Detik tambahan itu disebut detik kabisat. Penambahan dilakukan menurut keputusan International Earth Rotation and Reference Systems Service di Paris pada tahun 1972. Tujuan detik kabisat sama dengan tahun kabisat, yaitu menyesuaikan waktu dengan gerakan Bumi yang sebenarnya. Meski demikian, sebab keduanya berbeda.

Dalam kasus tahun kabisat, sebabnya adalah gerakan Bumi mengelilingi Matahari yang sebenarnya bukan 365 hari, melainkan 365,25 hari. Apabila satu tahun dibiarkan terus-menerus 365 hari, maka waktu akan semakin tak sesuai dengan gerakan Bumi yang sebenarnya. Permulaan musim, misalnya, akan terus mundur.

Sementara itu, memutuskan satu hari sama dengan 365,25 hari juga tidak mungkin. Kalau diputuskan seperti itu, akan ada hari yang berakhir pada pukul 06.00 pagi atau bahkan 12.00 siang. Pilihan untuk menyinkronkan waktu dengan gerakan Bumi kemudian adalah menambahkan satu hari pada tahun yang habis dibagi 4, tetapi tak habis dibagi 100 dan 400.

Nah, dalam kasus detik kabisat, sebabnya lebih rumit, yaitu karena gravitasi Matahari dan Bulan yang membuat rotasi Bumi lebih pelan.

Untuk membayangkannya, coba putar telur matang (dengan cangkangnya tentu saja) dan telur mentah. Amati perputarannya. Telur yang matang, karena bagian dalamnya padat, akan memiliki kecepatan putaran konstan dan tak bergoyang. Sebaliknya, telur mentah, karena memiliki cairan putih telur, akan bergoyang serta melambat.

Bumi mengalami nasib seperti telur mentah. Sebabnya, Bumi tak sepenuhnya padat, dan ada gaya tarik Bulan dan Matahari yang memengaruhi gerakan rotasinya. Sejumlah peristiwa di Bumi, seperti gempa, gunung meletus, dan pencairan es, memengaruhi kecepatan rotasi Bumi.