6 Cerita Guru Korban Bullying Oleh Murid

By Aisha Ria Ginanti, Selasa, 24 November 2015 | 17:00 WIB
6 Cerita Guru Korban Bullying Oleh Murid (Aisha Ria Ginanti)

Enggak cuma kita sebagai murid aja, lho, yang bisa jadi korban bullying. Banyak juga guru mengalami bullying dari murid-muridnya sampai mereka trauma. Ini dia 6 guru yang jadi korban bullying oleh murid mereka. Duh!

Video tindakan bullying pada seorang guru pengganti di SMA Digital Harbor, Baltimore, Amrik sempat menyebar di YouTube. Dalam video itu, dua orang murid cewek mendorong sang guru, memukul-mukul kepalanya lalu melempari sang guru dengan berbagai barang sambil tertawa-tawa dan sang guru diam saja sambil coba menghindar. Marrieta English, kepala persatuan guru di Baltimore mengatakan kalau kasus murid mem-bully guru ini sudah sering terjadi di Baltimore.  "Mereka bahkan enggak mencoba untuk menghargai para guru di kelas yang sedang mengajar. Inilah pertempuran yang harus kami hadapi setiap hari," ungkapnya.

Di John Bartram High School, Philadelphia, Amrik, seorang guru bernama Pewu Johnson (68), memarahi murid-murid cowok yang berlaku kurang ajar pada seorang murid cewek dan memintanya ke luar kelas. Tapi beberapa saat kemudian, guru tersebut terkapar enggak berdaya di lantai dan harus dirawat di rumah sakit. "Mereka memegangilku dan memukul bagian belakang kepalaku. Aku harus menuntut mereka, aksi seperti ini harus dihentikan," tegas Pewu.

NASUWT (National Association of Schoolmasters Union of Women Teachers) organisasi persatuan guru di Inggris, mengungkapkan kalau bullying terhadap guru di social media lagi tren di Inggris, khususnya di SMP dan SMA. Parahnya, yang mem-bully bukan cuma murid, tapi juga orangtua mereka. Dalam survei pada 1500 orang guru, 60% ngaku pernah jadi korban cyber bullying. Dari situ, 48% ngaku di-bully oleh murid, 40% di-bully oleh orang tua murid dan 12% di-bully oleh keduanya.

Bentuk bullying mulai dari hinaan fisik dan penampilan sambil meng-upload foto guru-guru tersebut, sampai didoakan sakit parah. Menurut Chris Keates, sekretaris jenderal NASUWT,  cyber bullying yang dilakukan terhadap guru di socmed ini mengganggu kesehatan dan ketenangan mental para guru, serta merusak rasa percaya diri mereka dalam bekerja.

Ang adalah seorang guru di Singapura mengatakan banyak muridnya yang sering memberontak dan bersikap kasar pada para guru, khususnya guru pengganti. "Saat guru lagi menulis di depan kelas, murid-murid mempersiapkan bola kertas. Ketika sang guru berbalik, bola-bola kertas itu dilempar padanya," cerita Ang. Bullying yang dilakukan mulai dari kata-kata sampai siksaan mental. Biasanya saat guru pengganti mengajar, siswa akan menutup telinga mereka. "Guru-guru ini merasa itu adalah penyiksaan mental bahkan membuat mereka jadi takut masuk kelas," ungkapnya.

6 Cerita Guru Korban Bullying Oleh Murid

Salma Roy, seorang guru sekolah menengah di Singapura mengungkapkan bahwa banyak guru di sekolahnya yang menangis dan mengadu karena banyak murid yang menolak mengerjakan tugas dan menghasut teman mereka untuk melakukan hal yang sama, kemudian menantang si guru agar enggak memberikan tugas baru.

"Pernah ada suatu kasus besar di mana seorang guru cewek dikelilingi murid-murid cowok dengan dalih ingin bertanya tentang PR. Tapi saat suasana gaduh, beberapa siswa meraba-raba tubuh guru tersebut," cerita Salma. Sang guru pun trauma, berhenti mengajar dan harus mendapatkan perawat dari psikiater karena pelecehan seksual yang dialaminya.

Setelah mengajar selama 23 tahun, Marianne seorang kepala sekolah di Singapura mengaku pernah menjadi saksi tindakan bullying fisik yang dilakukan oleh salah satu murid kepada beberapa orang guru. "Siswa tersebut memukul gurunya lalu memukul guru lainnya. Itu sangat keterlaluan," ungkap Marianne. Akibat kejadian itu para guru yang jadi korban harus menjalani masa konseling untuk memulihkan kondisi mereka dan murid yang mem-bully diskors untuk waktu yang cukup lama.

Gimana dengan di Indonesia? Di Indonesia belum pernah muncul kasus besar tentang bullying terhadap guru, mungkin karena guru di sini tegas dan kita masih memegang norma kesopanan dengan cukup baik. Tapi bukan berarti enggak pernah terjadi, lho. Misalnya menjahili si guru dengan membocorkan ban mobil atau motornya atau sengaja http://www.kawankumagz.com/adminnyaonyit/newArticle/35/19ramai-ramai enggak masuk kelas saat jam pelajarannya. Atau bahkan kita mungkin suka ya ngomongin dan mengata-ngatai mereka di socmed, alias melakukan cyber bullying tanpa disadari. Sesebal atau marah apa pun kita pada seseorang, mem-bully mereka tentu aja enggak benar, karena enggak ada orang yang layak untuk di-bully. Toh, kita pun enggak mau kan di-bully. So be wise with what we do, girls!