Mewarnai sekarang bukan cuma kegiatan anak-anak. Remaja bahkan orang dewasa juga beramai-ramai mengisi waktu luangnya dengan mewarnai. Katanya, kegiatan ini dapat menjadi terapi yang menyehatkan mental. Kita bisa lebih cari tahu soal tren ini dengan menyimak 7 hal penting tentang tren buku mewarnai untuk remaja dan dewasa.
Tren mewarnai ini dimulai sekitar tahun 2014. Mulai dari peneliti di Johns Hopkins University sampai editor di Yoga Journal juga sama-sama menyarankan kegiatan mewarnai sebagai alternatif meditasi.
Buku mewarnai dengan judul seperti "Johanna Basford's Secret Garden" laris manis di pasaran. Ada beberapa seri buku menurut tema-tema, misalnya etnik, hewan, desain bunga, dan sebagainya yang ditujukan bagi orang dewasa. Enggak ketinggalan, sejumlah pembuat pensil warna juga meluncurkan satu set alat mewarnai khusus untuk orang dewasa.
Banyak orang menganggap kegiatan mewarnai sama dengan terapi seni. Tetapi sebenarnya berbeda. Menurut American Art Therapy Association, terapi seni merupakan suatu proses dalam membuat dan menciptakan hasil karya seni sambil menjelajah perasaan, mengumpulkan lagi konflik emosional, memupuk rasa self-awareness, mengembangkan keterampilan sosial, mengurangi kecemasan, dan banyak lagi. Jadi, pada dasarnya terapi seni ini sama saja dengan terapi lain namun juga bisa menjadi media ekspresi personal.
Walau begitu, mengisi waktu dengan mewarnai enggak sama persis dengan mengikuti sesi terapi seni dengan lengkap. "Mewarnai enggak bisa disebut terapi seni karena terapi seni bergantung pada hubungan antara klien dan terapis," kata Marygrace Berberian, terapi seni bersertifikat.