3 Faktor Kenapa Orang Tetap Kurus Walau Banyak Makan

By Natasha Erika, Kamis, 19 Oktober 2017 | 12:00 WIB
foto: Life EN (Natasha Erika)

Kebiasaan makan enggak selalu berpengaruh sama terhadap bentuk tubuh setiap orang.

Ada orang yang sudah makan banyak tetapi tetap kurus. Sebaliknya, ada orang yang makan normal saja tetapi badannya cenderung gemuk.

Lantas apa faktor yang mempengaruhinya? Tiga faktor ini bakal menjawab kenapa ada orang yang tetap kurus walau banyak makan.

Dokter pakar diet Phaidon L Toruan mengatakan, faktor genetika sangat berperan dalam menentukan bentuk tubuh seseorang selain kebiasaan makan.

Sifat genetik yang mempengaruhi bentuk tubuh seseorang dibagi menjadi tiga, yaitu ectomorf, endomorf, danmesomorf.

Ectomorf adalah seseorang yang dilahirkan dengan faktor genetika kurus. Sejak kecil sampai usia dewasa dia kurus. Sampai usia dewasa, badan tampak relatif kurus walaupun makan cukup banyak.

Orang yang banyak makan tetapi enggak kunjung gemuk mungkin termasuk dalam sifat ectomorf. Orang yang memiliki sifat ini perlu mengasup kalori lebih banyak dengan gizi seimbang, dan berkonsentrasi pada asupan berprotein tinggi supaya lebih mudah membentuk otot.

Sedikit membahas tentang sifat genetic yang mempengaruhi bentuk tubuh, ada juga endomorf, yaitu orang yang dilahirkan dengan faktor genetika gemuk.

Sejak kecil tampak gembul walaupun makan relatif sama dengan teman sebayanya. Semakin besar, semakin mudah ia untuk gemuk.

Lalu, ada mesomorf atau orang yang dilahirkan dengan faktor genetika bertubuh kekar. Sejak kecil tampak berotot. Ketika dewasa pun tubuhnya seperti atlet walau jarang latihan.

Menurut dokter ahli fisiologi Grace Judio Kahl, salah satu faktor yang mempengaruhi berat badan tetap rendah meski sudah makan banyak adalah faktor psikologis.

Misalnya sedang dalam situasi stres tinggi atau lelah akan membuat seseorang malas untuk makan makanan bergizi walau ia terlihat banyak makan.

Selanjutnya adalah faktor kesehatan dari tubuh seseorang, misalnya orang dengan penyakit kronik dan infeksi.

Pada kondisi ini setiap kalori yang diasup enggak akan menjadi otot, melainkan untuk memberi energi bagi sistem imun dalam melawan penyakit tersebut.

Enggak hanya itu, ada pula rendahnya kemampuan usus menyerap sari makanan, dan produksi enzim pencernaan juga berperan membuat tubuh seseorang terus kurus meski sudah makan banyak.

)

(sumber: unoviana/health.kompas.com)