"Gue belum makan dari kemaren. Terus tadi guru-guru yang ngajar hari ini pada sakit masal, jadi gue mutusin untuk ngerjain soal Matematika. Tahunya gue ketagihan dan lupa makan. He-he-he...." jawab Ray polos.
'Buset deh, ngerjain soal matematika sampe-sampe lupa makan? Berarti dari pagi sampe siang dia enggak berhenti-berhenti ngerjain soal matematika dong. Pantesan dia enggak main basket tadi,' kata Shilla dalam hati.
"Kalau gitu gue beliin makanan, ya, Ray," kata Shilla.
Ray pun mengangguk lemah.
Shilla segera keluar untuk membeli makanan, dan secepat mungkin kembali ke UKS. Tapi ternyata Ray sudah tertidur.
"Cepat banget tidurnya. Pasti dia capek banget, tuh. Oh, Ray yang malang," Shilla memandang Ray dengan wajah iba.
Shilla berpikir betapa keren dan Okenya Ray walaupun sedang tidur. Ia bahkan tidak ileran. Dan Shilla merasa sangat bahagia karena bisa melihat wajah Ray sedekat ini dalam waktu lama tanpa rasa gugup.
'Oh Ray, you're sleeping like baby. Your face is so innocent. Gue bahkan mencintai lo lebih dari pada diri gue. Eh, ngomong apa sih gue. Ha-ha-ha...". Shilla menertawakan dirinya sendiri.
Tiba-tiba Ray perlahan-lahan membuka matanya.
"Mampus, dia udah bangun. Dia denger kata-kata gue tadi, enggak, ya?" kata Shilla dalam hati.