"Gue mau bilang kalau gue suka sama lo Shil," Ray bicara dengan lancar dan itu membuat Shilla kaget.
"Gue suka sama lo Shil, semenjak lo sering ngeliat gue latihan basket. Gue pengin ngedeketin lo, tapi gara-gara gosip itu gue terpaksa ngejauhin lo. Abisnya gue ngerasa gue ini cowok cakep, sih. He-he-he...."
"Tapi waktu itu gue enggak sengaja denger Angel bilang kalau sebenarnya gosip itu enggak benar. Jadi, gue pun mutusin untuk nembak lo. Jadi lo mau nerima gue atau enggak?" tanya Ray lagi.
Shilla masih diam. Di dalam hatinya ia merasa melayang-layang dan lama kelamaan pandangannya kabur dan....
Bruk.
Badan Shilla terjatuh di pelukan Ray. Nasi goreng yang ada di tangannya sekarang berserakan di kasur.
"Eh Shil, lo kenapa?" tanya Ray cemas.
Shilla tidak menjawab. Ia merasa sangat bahagia sampai-sampai rasanya mau pingsan.
"Thanks, God!" kata Shilla dalam hati. Dan ia pun tak sadarkan diri.
Ray hanya melongo melihat reaksi Shilla. Ia tak menyangka ternyata Shilla akan pingsan.
"Apa jangan-jangan Shilla phobia ditembak cowok ya?"
(Baca juga: Phobia Cowok Bagian 1)
(Oleh: Sintia Maramis, foto: rebloggy.com, tumblr.com)