Takut

By Astri Soeparyono, Sabtu, 18 Januari 2014 | 16:00 WIB
Takut (Astri Soeparyono)

Seminggu kemudian...

Pagi-pagi Lola sudah menarik lengan Nino, "No, hari ini pemenang lomba surat cinta itu diumumin, loh!" Nino menggumam tak jelas, membiarkan dirinya diseret oleh Lola menuju kelas. Rupanya pengurus OSIS sudah berada di kelas untuk mengumumkan pemenangnya.

"Jadi, OSIS sudah selesai membaca tiap-tiap surat dan sangat menghargai partisipasi kalian. Meskipun semuanya sangat bagus, hanya ada satu pemenang, yang berasal dari kelas ini. Orang ini juga berhak menentukan apakah suratnya akan dikirim atau tidak ke gebetannya." Kelas langsung hening, berdebar-debar penuh harap.

"Pemenangnya...Austin!" Nino merasa kecewa namun ikut bertepuk tangan riuh rendah. Rupanya tidak hanya begitu banyak surat cinta yang ditujukan kepadanya, Austin juga memenangkan lomba tersebut. Semua bertanya-tanya siapa gerangan gadis beruntung yang dikirimi surat oleh Austin.

Austin menerima kedua tiket Sea World tersebut dan karyanya kembali yang ia jaga baik-baik. Saat ditanya ia hanya tertawa dan menjawab, "Iya, surat ini akan gue kasih hari ini juga. Siapa orang yang gue suka? Rahasia!"

Begitu bel istirahat berbunyi, semua berbondong-bondong menyerbu Austin baik anak kelas sebelah mau pun adik-adik kelas. Nino menghindari kerumunan gembira ini dan menuju perpustakaan, merasa lebih merana daripada sebelumnya. Mungkin benar apa yang ia takutkan, rupanya ia memang tidak memiliki bakat menulis.

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahunya. Nino terlonjak kaget dan bertambah kaget begitu melihat ternyata Austin yang menepuk bahunya. Dan seolah ia tidak bisa lebih kaget lagi, Austin mengulurkan sebuah amplop berwarna biru muda, menempelkan telunjuk di bibirnya, dan berlalu secepat ia datang.