"Kamu enggak peka kalo sahabat-sahabat kamu udah jengah sama kamu. Siapa lagi yang enggak jengah sama orang yang selalu pengin jadi center of attention2? Selalu pengin diperhatiin, dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit curhat?!"
Dan siapa sangka cewek yang menjadi lawan bicara Gendis itu mendadak terpaku tetapi sorot matanya menatap Gendis begitu rupa. Sekarang-kebalikannya-Briliantina yang merasakan pedasnya ucapan Gendis. Hanya saja enggak ada yang perlu dibantah, perlahan-lahan Briliantina menyadari apa yang dikatakan Gendis mungkin benar, bahkan bukan sekedar kata MUNGKIN melainkan FAKTA. Si kalem Gendis yang baru tiga bulan menjadi sabahatnya saja tahu itu!
Briliantina enggak lagi menghiraukan hiruk-pikuk siswa-siswa yang satu kelas dengan mereka yang keluar-masuk, lengkap dengan suara, tawa, dan derap langkah yang dihasilkan sepatu mereka.
Bukankah tiap individu juga punya masalahnya masing-masing? Tapi, toh ada kalanya individu itu dituntut untuk pintar memilih dan memilah mana yang pantas dibagi- pada sahabat, teman, kakak, adik atau siapa pun-dan mana yang harus disimpan sendiri.
"Kok diem, Li?" Gendis men-da-da-kan tangannya tepat di depan muka Briliantina yang bengong. Briliantina mengerjap-ngerjap, sadar dari ketersihirannya. Briantina tersenyum. "Tau, kan, apa yang aku maksud? Dan sorry, aku harus bilang kamu, sih, yang salah..." sambung Gendis.
Untuk kali kedua, jantung Briliantina mencelos. Tapi ia berjiwa besar untuk enggak membela diri. Ia tahu ia memang salah-bahkan mungkin selama ini memang benar SALAH.
"Intinya adalah sahabat-sahabat kamu enggak mau kamu jadi cewek yang terlalu tergantung sama orang lain, kami ingin kamu survive dan jadi cewek yang mandiri meski bukan berarti enggak berbagi kesusahan hati. Asal jangan keseringan aja," lanjut Gendis tersenyum bercanda.
Gendis beranjak tetapi Briliantina masih duduk dengan setia.
"Ayo?!" ajak Gendis.
"Ke mana?"
Gendis mengulurkan tangan kanannya seraya berkata, "Karin dan Mei nunggu kita di kantin. Kamu lupa?"
Briliantina tersenyum dan dengan yakin beranjak dari bangku menyambut tangan Gendis.
**
*1, Singkatan dari Best Friend Forever atau Sahabat Selamanya
*2, Pusat Perhatian (di hadapan orang lain).
(Oleh: Kazena Krista, foto: weheartit.com)