"Katanya kamu sudah ada kemajuan pesat, jadi.."
"Papa ingin kamu ikut lomba piano di Malaysia jadi harus latihan lebih giat, "Papa Melody melanjutkan.
"Ta..tapi, pa.."
"Nama kamu sudah terdaftar, lombanya sekitar lima atau enam hari lagi, jadi kamu harus latihan. Sudah diputuskan enam jam bermain piano selama tiga kali sehari."
Hah? Tiga kali sehari, kayak minum obat saja! Duh, mampus gue! Gumam Melody
"Pa.. apa enggak bisa dikurangin? Empat jam dua kali sehari deh," tawar Melody
"Huh.. dasar manja, kayak gitu saja enggak bisa. Aku tak sudi punya kakak sepertimu." Sindir Riko, adik Melody.
"Benar Melody, kalau kamu memalukan keluarga di sana, kamu enggak berhak lagi tinggal di sini," tegas Papanya.
Melody hanya mengangguk lemas.
* * *
Hari ini di sekolah ada mitos baru. Ya, enggak bisa dibilang baru juga, sih. Cuma mitos ini muncul lagi, yakni si kucing pembawa sial. Katanya sih, kalau kita benci atau jailin kucing. Kita bakal dapat membawa kesialan.
Pasalnya, Melody enggak percaya sama mitos-mitos kayak gitu. Toh menurutnya, dia memang sudah bawaannya sial terus. Semua yang ia lakukan seperti latihan dan berusaha menyukai piano itu cuma terpaksa.