"Aku selalu merasa jadi anak yang underdog. Dari kecil aku adalah anak yang kurus, bahkan sampai sekarang. Ketika semua orang main rugby, aku pun main rugby, tapi pasti jadi yang kalah dan yang terjerembab ke tanah saking lemahnya," kenangnya soal masa-masa ia masih sekolah.
(Baca juga: Andrew Garfield, Sepeda dan Kupluk Kesayangan)
Tapi walaupun ia memiliki masa yang kelam ketika itu, ia enggak merasa kesal lagi. "Aku justru berterima kasih kepada orang yang dulu pernah mem-bully aku. Karena tanpanya, aku enggak akan bisa sampai di posisiku sekarang ini," curhat Andrew.
Ia juga mengakui dengan adanya pengalaman bullying ini, ia justru bisa membangun alter ego di dalam dirinya. Andrew mengakui kalau dulu dirinya memiliki perasaan yang sensitif dan menganggap itu sebagai kelemahannya.
"Tapi sekarang aku sadar, kalau sifatku yang sensitif ini bukan suatu kekurangan, tapi justru menjadi kelebihanku. Aku bangga akan jiwaku yang sensitif," tambahnya lagi.
(audrey, foto: tonsofgifs.tumblr.com)