Mulanya dia sering meminta kita untuk menemaninya pergi ke suatu tempat. Misalnya mengajak kita membeli kado untuk ibunya, atau mencari bahan untuk tugas sekolah. Lama-lama alasan dia mengajak kita pergi makin enggak jelas. Misalnya, cuma sekedar pengin nyobain tempat makan baru atau cuma pengin mentraktir kita. Diam-diam dia ngajak nge-date, tuh! He-he-he.
Perhatikan saat dia bersama kita. Dulu, saat makan siang berdua, kita dan dia membayar makanan sendiri-sendiri. Sekarang dia menolak kita bayar makan sendiri. Dia memaksa mentraktir kita. Saat menyebrang jalan atau saat naik ke kendaraan umum, dia kelihatan peduli sama keselamatan kita.
Atau, kadang, dia mulai menawarkan mengantar jemput kita. Wuiiih!
Nah, coba pertimbangkan lagi, girls. Selama ini sikap dia 'kan selalu baik sama kita. Kenapa enggak coba memberi kesempatan sama dia? Kalau kita juga akhirnya suka, bagus kok! Banyak juga kok persahabatan yang berubah jadi hubungan pacaran.
Tapi, kalau kita enggak ada rasa dan susah buat menerima dia sebagai pacar, enggak perlu dipaksa, girls!
(dea, foto: weheartit.com)