Rasanya sudah berabad-abad dia pedekate ke kita. Tapi ya udah, begitu saja. Cuma sekadar pedekate. Enggak pernah ada kelanjutannya. Bahkan tanda-tanda dia bakal nembak saja enggak ada. Dua bulan buat pedekate kayaknya cukup deh...
Dia betah ngobrol berlama-lama dengan kita, tapiii, sama semua temannya juga...
Dia sering telepon kita, tapi yang diomongin selalu tentang dirinya sendiri. Kisah-kisah lucunya, apa yang dia rasakan, alami, pikirkan. Atau kadang curhat panjang lebar, tapi jarang banget, bahkan enggak pernah tuh, dia nanya tentang kita. Lebih parah lagi, pas kita cerita tentang kita, dia selalu memotong dan mengembalikan topik pembicaraan ke dirinya lagi.
Pas pergi bareng, dia selalu menyuruh kita pergi sendiri atau dianter jemput sama orang lain. Atau, kalau pun dia menjemput dan mengantar kita pulang, pasti ada orang lain yang juga dia antar-jemput.
Paling gampang sih, perhatikan aja, semua perlakuan istimewa dia itu cuma buat kita atau untuk semua orang. Kalau radar detektif kita bilang cuma sama kita aja, ayooo langsung tancap. Tapi kalau enggak, hmm... buka mata dan telinga lagi, yuk.
(naomi, foto: lovepanky.com)