Menurut Chan Jean Lee, PhD dari KAIST Business School in Seoul, musik kesukaan kita menunjukkan kehidupan kita secara sosial. Musik yang kita dengarkan terkait dengan cara kita berinteraksi dengan orang lain. Kita cenderung mendengarkan musik yang dipengaruhi oleh bagaimana orang lain memperlakukan kita. Salah satunya adalah perlakuan mantan. Jika marah kepadanya, kita cenderung mendengarkan lagu bernada keras, dan sebaliknya.
Lagu cinta yang bahagia seringkali dihindari saat kita sedang patah hati. Soalnya, terkadang lagu-lagu tersebut mengingatkan kita kepada masa-masa berbahagia saat bersama pacar. Bukannya ikut bahagia, lagu tersebut malah membuat kita semakin sedih karena teringat kembali akan masa-masa indah yang sudah berakhir tersebut.
(Baca juga: 10 Lagu Barat Galau yang Cocok Didengerin Pas Hujan. Bikin Baper!)
Joseph Cardillo, PhD, dalam bukunya yang berjudul Your Playlist Can Change Your Life, menyebutkan bahwa lagu anak-anak yang riang dan lucu membantu banget dalam menghadapi masalah berat dan menyedihkan. Karena itu, beliau menyarankan kita untuk mendengarkan lagu riang dengan lirik lucu dan enggak menyinggung soal cinta.
Joseph Cardillo juga menyebutkan bahwa pilihan lagu yang ada dalam playlist kita tanpa disadari memengaruhi kita, baik secara mental atau fisik. Dengan membuat playlist, kita bisa melatih otak untuk memikirkan sesuatu, misalnya memikirkan hal bahagia dan tidak mengingat mantan lagi.