Mitos Salah Soal Bunuh Diri yang Harus Kita Pahami

By Marti, Jumat, 5 Mei 2017 | 01:00 WIB
Mitos Salah Soal Bunuh Diri Yang Harus Kita Pahami (Marti)

Jangan merasa malu buat menceritakan apa yang kita rasakan selama ini. Bahkan rahasia terdalam yang kita simpan dari orang lain.

Baca juga: Tips Menghadapi Rasa Kecewa Berlebih

Kasus bunuh diri enggak hanya terjadi sama orang yang depresi.

Data menunjukan 90% pelaku bunuh diri disebabkan masalah kesehatan mental dan kekerasan seperti abuse atau bully.

Depresi memang faktor paling kuat, tapi tekanan lingkungan bisa mempengaruhi seseorang buat melakukannya.

Bahkan hasil riset juga membuktikan kasus bunuh diri paling tinggi dilakukan remaja berusia 15 sampai 24 tahun di Amerika Serikat.

Mitos yang beredar di masyarakat, bunuh diri enggak ada tanda khusus.

Padahal, kita bisa mengetahui cici-ciri atau tanda seseorang yang dekat dengan kita pengin melakukan tindakan ini.

Biasanya mereka sering menarik diri, murung, setiap kali memberi komentar seakan-akan enggak punya semangat hidup, mood mereka juga berubah dan seakan menutupi sesuatu.

Supaya bisa kita cegah, dekati dan berikan semangat supaya dia merasa dihargai dan berarti. Usahakan terus mendampinginya, kalau perlu beritahu orangtua dan guru kita.