6 Alasan Berhenti Menjadi Mean Girls!

By Marti, Senin, 28 April 2014 | 16:00 WIB
6 Alasan Berhenti Menjadi Mean Girls! (Marti)

Kita enggak tahu mulai dari mana, tapi perasaan kita jauh lebih baik saat bullying teman di sekolah. Status dan posisi kita sebagai mean girls, terkenal dan bikin kita merasa dihormati. Sejujurnya, apa benar mereka hormat sama kita? Apa sudah terlambat buat berubah menjadi lebih baik?

Ada kala, kita merasa haus dihormati sama orang lain. Semakin orang lain takut dengan keberadaan kita, kita merasa lebih bangga. Bagi kita, kekuatan atau pengaruh di sekolah adalah hal yang wajar. Dengan cara ini, semua orang takluk dan nurut dengan apapun yang kita minta.

Power sindrom bukan garansi kita dihormati. Justru dengan sikap berlebihan kita hanya dikelilingi sahabat bunglon yang butuh rasa aman saat bersahabat. Sahabat ini belum tentu tulus menjadi teman kita, mereka butuh kita supaya enggak di-bully kayak yang lain. Sayangnya, mereka bisa menjadi frenemy di belakang kita. Mereka bisa menjelek-jelekan kita atau berteman hanya saat butuh. Kalau nanti kita merasa susah, biasanya mereka akan pergi.

Kita merasa punya banyak pengikut atau sahabat di sekolah. Di tempat lain kita juga merasa diterima karena status kita di sekolah. Kita punya banyak sahabat dan temanyang mendukung dan selalu ada buat kita.

Nyatanya, jumlah sahabat kita jauh lebih sedikit dari jumlah teman yang membenci kita. Kalau kita berpikir sebagai cewek paling populer dan disukai banyak orang, sejujurnya enggak girls. Kita memang populer, tapi dibenci teman lain. Kebanyakan mean girls berpikir kalau semua orang cinta mereka, soalnya mereka pengin banget dekat dengan lingkaran pertemanan kita. Padahal, mereka butuh berteman hanya karena butuh rasa aman. Sahabat terdekat kita pun, belum tentu hanya bersahabat dengan kita. Mereka bisa diam-diam berteman dengan orang lain dan menjelek-jelekan kita.

Karena kita merasa paling populer, kita bisa pdkt sama hampir semua cowok keren di sekolah. Saking banyaknya yang pengin pdkt, kita kebingungan memilih. Rasanya menyenangkan punya banyak fans!

Realitasnya, cowok yang mendekati kita belum tentu tertarik 100% dengan kita. Mereka mungkin suka dengan penampilan dan kepopuleran kita, tapi belum tentu nyaman dengan sikap kita. Kenapa cowok mudah tertarik sama mean girls, karena di mata mereka kita kelihatan keren, banyak uang atau hanya status sosial. Sama halnya kayak cewek, cowok juga butuh status dan pengin populer kayak kita.

Kita enggak bisa mengerti kenapa bisa membenci dan bersikap menjadi haters. Setiap melihat dia pengin banget usil dan bikin dia merasa down. Kita menikmati setiap melihat dia merasa sedih atau galau.

Mean girls bersikap jahat karena mereka merasa enggak puas dengan diri sendiri. Karena itu mereka berubah menjadi haters dan hobi bullying korban buat kepuasan diri. Kalau kita bisa menerima apa adanya diri kita, kita enggak akan melakukan hal jahat kepada orang lain.

Pas junior, senior kita juga bersikap sama kayak kita. Mereka jahat dan sering bully adik kelas yang menurut mereka melakukan hal yang salah. Karena kita juga merupakan korban bully, enggak ada salahnya melanjutkan tradisi. Kita enggak salah karena bullying ini dilakukan supaya adik kelas bisa bersikap baik dan benar.

Enggak ada alasan apapun menegakan sesuatu dengan bullying. Kita hanya memberi contoh enggak baik buat adik kelas dan bullying akan terus terjadi digenerasi selanjutnya. Motif balas dendam yang menyamarkan sisi negatif bullying. Karena hal itu, kita percaya diri melakukan bullying enggak salah.  

Mempertahankan sikap mean girls, kita yakin adalah jalan terbaik supaya diterima dan enggak merasa buruk. Kita berusaha jahat supaya punya banyak teman dimanapun.

Kita bisa jahat saat ini, tapi belum tentu akan bertahan selamanya. Jalan kita masih panjang, dan kita enggak tahu apa yang akan terjadi sama kita. Atau kita akan bertemu dengan siapa nantinya. Siapa tahu suatu saat kita butuh bantuan orang itu. Tapi karena kita pernah jahat dengan dia, belum tentu dia sudah memaafkan perlakuan kita saat itu. Karena roda berputar, bisa jadi saat ini kita paling hebat, tapi belum tentu beberapa tahun kedepan kita tetap di posisi yang sama.

(stefanie, foto: blogspot.com)