Hal kedua yang harus diperhatikan dalam deep breathing adalah resistance breathing. Menurut Richard P. Brown, bernapas yang baik adalah melalui hidung, ketimbang melalui mulut. Karena akan menimbulkan perasaan santai seperti yang kita rasakan setiap kali bermeditasi.
Tapi, sesekali enggak ada salahnya melakukan teknik lain yang bertolak belakang dengan apa yang selama ini dianjurkan, yaitu bernapas melalui hidung. Tujuannya untuk melatih otot-otot yang digunakan dalam proses respirasi. Hal ini juga menghindarkan kita dari gangguan pernapasan. Plus, meningkatkan ketahanan tubuh.
Caranya gampang banget, girls. Kita bisa mengerucutkan bibir dan menghembuskan napas melalui mulut atau menempatkan ujung lidah di bagian dalam gigi bagian atas lalu mengatupkan gigi dan menghembuskan napas melalui sela-sela gigi yang terkatup. Kita juga bisa menutup hidung dan membiarkan napas keluar melalui mulut. Ternyata, para atlet sering mendapat pelatihan ini, lho, sebelum bertanding. Enggak heran jika mereka selalu merasa fit.
Nah, kalau ini bernapas dengan menggunakan imajinasi, girls. Richard P. Brown mengumpamakan udara yang kita hirup serupa pesan yang dialirkan ke dalam tubuh dengan tujuan mencapai otak serta sistem lain di dalam tubuh. Ketika bernapas, kita bisa membayangkan udara tersebut mengalir melalui pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh. Cara ini akan membantu kita untuk lebih berkonsentrasi, girls.
Ketika menarik napas, bayangkan udara tersebut mengalir ke bagian atas tubuh hingga mencapai otak. Dan, ketika menghembuskannya, bayangkan udara tersebut pindah ke bagian bawah dan belakang tubuh. Agar lebih terasa, lakukan hal ini selama sepuluh kali berturut-turut. See, ternyata bernapas yang benar itu gampang, kan?
(iif, foto: seventeen.com)