Usaha untuk mendamaikan orangtua sudah dilakukan semua. Tapi, mama dan papa malah memutuskan untuk mulai menjalani proses persidangan perceraian. Memang, sih, sejak menjalani proses ini frekuensi bertengkar mereka jadi berkurang. Cuma teteep aja enggak pengin mereka pisah.
Yang paling penting se-emosi apa pun kita tetap harus menjalin hubungan yang baik dengan keduanya. Kalau perlu dorong mereka menyelesaikan konflik di antara mereka tanpa melibatkan kita dan saudara. Walaupun ada konflik di keluarga, bukan berarti kita bisa berhenti bersenang-senang. Ajak adik atau kakak untuk mencari hiburan di luar rumah.
"Enggak perlu memaksakan diri untuk pura-pura kuat atau enggak terganggu dengan kondisi sidang tersebut. Kita bisa curhat ke orangtua apa yang kita rasakan. Semakin terbuka, kelak kita semakin mudah mengatasi peristiwa lainnya dan lebih gampang menyembuhkan luka dari kejadian ini. Bila secara emosional kita merasa benar-benar terganggu, minta orangtua untuk mengajak kita ke psikolog. Kalau perpisahan adalah jalan terbaik bagi mereka, membuat mereka bisa bernafas lega dan akur sebagai sahabat, kenapa enggak? Namun, ingatkan mereka untuk enggak tergesa-gesa memutuskan bercerai. Kalau salah satu orangtua curhat pada kita, arahkan mereka untuk curhat pada pihak ketiga. Mereka perlu tahu bahwa kita bukan pihak ketiga yang tepat untuk diajak curhat, apalagi diajak berpihak."
Setelah melalui proses perceraian, papa dan mama berpisah. Keputusan persidangan memutuskan kita tinggal dengan ibu, sementara ayah tinggal di tempat terpisah. Rasanya sediiih banget. Enggak ada lagi, deh, saat-saat kumpul lengkap sekeluarga.
Sedih itu pasti. Tapi, enggak ada gunanya sedih berkepanjangan. Kita, kan, tetap memiliki orangtua lengkap, bedanya hanya lokasi tempat tinggal aja. Yakini dalam hati kalau keputusan ini yang terbaik untuk keluarga kita. Yakinkan juga orangtua kalau mereka bisa tetap berperan jadi orangtua yang hebat dan kita pun bisa tetap berprestasi.
"Yang perlu diingat, mereka bersama atau enggak, status mereka tetap orangtua kita. Meski hak asuh ada pada ibu, umumnya kita tetap diberi kesempatan untuk bisa mengunjungi dan dikunjungi oleh ayah. Atau bila orangtua bercerai baik-baik, pengaturan tentang jadwal bertemu dan tempat tinggal kita bisa lebih fleksibel. Pastikan kita tetap keep in contact dengan kedua orangtua. Interaksi rutin yang kita lakukan dengan mereka semakin berdampak baik bagi kita dan orangtua. Dampak perceraian pada anak terlihat dalam bentuk emosional, self-esteem, bahkan depresi. Tapi, semua dampak bisa diatasi dengan cara: orangtua dan kita saling terbuka serta membuat pertemuan rutin antara kita dan kedua orangtua. Dan, kita pun akan tetap happy."
(isma, foto: ehow.com)