Stalking merupakan tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan mengikuti dan memantau korban mereka. Aksi stalking ini bisa sampai ke tingkat intimidasi dan pelecehan. Hiiii seram juga ya!
Istilah stalking ini berkembang dan memunculkan istilah lainnya, yaitu cyberstalking. Bedanya dengan offline stalking, cyberstalking dilakukan melalui internet. Kebanyakan dari cyberstalker beniat untuk merusak reputasi korban. Sebagian dari mereka juga merusak komputer korban dengan mengirimi virus dan mengorder barang-barang dengan nama korban.
Melihat-lihat timeline twitter gebetan kadang bisa jadi hiburan buat kita. Apalagi kalau dia punya akun media sosial lainnya, kita jadi lebih gampang mendapatkan informasi tentang dia. Karena kita melihat-lihat tanpa sepengetahuan dia dan melakukannya secara diam-diam, kebiasaan itu populer dengan istilah stalking.
Stalking yang sering kita dengar ini memang jauh berbeda dari pengertian stalking yang sebenarnya. Istilah itu cuma jadi sebutan buat aktivitas memantau media sosial orang lain, untuk mencari informasi. Meskipun tujuannya cuma untuk kepuasan diri sendiri, hati-hati sama dampak dari stalking yang satu ini, girls.
Dengan kebiasaan stalking, kita jadi tahu informasi tentang orang lain, bahkan yang enggak begitu kita kenal. Saat bertemu mereka, kita bisa memakai hasil pantauan kita itu buat bahan obrolan.
Lewat media sosial foursquare dan path, kita bisa tau di mana 'korban' stalking kita berada. Kalau tempat yang dia datangi asik buat nongkrong, kita bisa menjadikan dia referensi kalau lagi bingung mau jalan ke mana. He-he-he.
Beberapa teman sering ngasih tau musik yang dia lagi dengerin di media sosial. Kalau selera musiknya cocok dengan telinga kita, dia bisa jadi panduan kita buat mendengarkan musik waku kita lagi bosan.
Kita bisa mendapatkan hiburan gratis waktu stalking teman kita yang suka ngepos gambar dan kata-kata lucu lewat media sosialnya.
Orang yang terlalu sering stalking di media sosial bisa kehilangan rasa percaya diri mereka. Penelitian di UK menyebutkan, 50% pengguna media sosial selalu membandingkan dirinya sama orang yang lebih baik di Facebook dan Twitter mereka.
Kita jadi merasa enggak nyaman gara-gara melewatkan aktivitas teman yang sering kita stalking. Hal ini bisa berbahaya, karena kita 'kecanduan' untuk terus menerus mencari informasi tentang orang lain.
Kita jadi susah move on dari mantan, karena sering stalking media sosialnya. Menurut penelitian Veronika Lukacs, 90% pengguna Facebook masih sering membuka Facebook mantan mereka.
Kita jadi kehilangan waktu berkualitas gara-gara keseringan memantau media sosial orang lain. Padahal waktu yang terbuang itu bisa kita pakai buat hobi kita atau hal yang lebih berguna lainnya.
(lana, foto: gpsyouth.ca)