Seperti masalah keluarga, persahabatan, dan yang paling umum, kisah cinta. Karena itu, penting untuk memikirkan sub plot apa yang ingin kita hadirkan.
Tapi ingat, jangan sampai sub plot ini malah mengaburkan plot utama novel ini. Meskipun ada kisah cinta segitiga antara Katniss-Peeta-Gale, kisah cinta mereka enggak mengganggu fokus utama perjuangan Katniss dalam memimpin revolusi melawan Capitol.
(Baca juga: kenapa bisa muncul ide dystopia?)
Karakter utama adalah hal penting untuk diperhatikan. Umumnya, karakter utama cewek di novel distopia digambarkan kuat, mandiri, tapi juga cantik.
Beberapa karakter digambarkan jago menggunakan senjata dan enggak takut menghadapi kematian.
Sedangkan karakter cowok digambarkan setara dengan karakter cewek dan umumnya saling membantu dalam menjalankan misi mereka.
Hindari untuk membuat karakter yang terlalu sempurna. Menambahkan sedikit kekurangan atau kelemahan di diri karakter akan membuat tokoh tersebut terasa lebih manusiawi.
Pembaca jadi akan lebih mudah tertarik dengan tokoh dan mengikuti perjuangan mereka.
Tujuan dari cerita distopia adalah kemenangan di akhir cerita. Meski plot utama cerita kita adalah perjalanan menuju kemenangan tersebut.
Ketika membuat outline cerita, tetapkan kemenangan ini sebagai akhir cerita sehingga kita bisa menyusun alur yang dapat ditempuh tokoh-tokoh di dalam cerita dalam menuju impian ini.
Kemenangan enggak harus berakhir bahagia. Jika memang cerita kita menghendaki ada tokoh yang harus mati, enggak usah ragu untuk membunuhnya.
Daripada memaksakan semua tokoh tetap hidup dan berakhir bahagia sehingga membuat cerita jadi aneh, lebih baik mematikan tokoh.
Misalnya, Veronica Roth berani membunuh karakter Tris di akhir cerita setelah mereka meraih kemenangan.
(Sumber: telegraph.co.uk)