5 Tips Untuk Sukses Jadi Pilot Cewek di Indonesia dari Patricia Yora

By Aisha Ria Ginanti, Senin, 4 Desember 2017 | 09:15 WIB
Patricia Yora di dalam kokpit pesawat Airbus yang dia terbangkan. Sumber: dok. pribadi (Aisha Ria Ginanti)

Jadi kalau udah terlalu PD, merasa, ah aku bisa, justru yang akan mencelakakan kita,” jelasnya.

Yora melanjutkan, “percaya diri juga penting, karena ketika aku bilang aku pengin jadi pilot, banyak orang yang bilang, enggak mungkin, ‘Kamu kan cewek, lihat badan kamu aja kecil gitu.’ Tapi PD aja.

Jangan menjadikan apa yang orang lain bilang kita enggak bisa, justru bikin kita malah makin rendah diri. Justru kita harus buktikan kalau kita mampu.

Percaya diri dengan kemampuan yang kita punya, jangan dengerin orang lain, tapi jangan juga jadi sombong atau sok.”

Menurut Yora, sekolah pilot enggak mudah, tapi juga enggak terlalu menakutkan. Sekolahnya sangat menghargai murid cewek, semuanya punya hak dan kewajiban yang sama.

Yora mengikuti semua pelajaran dan tugas yang sama kayak teman-teman cowoknya.

Termasuk mengisi sendiri bahan bakar pesawat, membersihkan pesawat, mendorong pesawat dan latihan fisik seperti lari dan push up sesuai dengan kebutuhan untuk menjaga kesehatan mereka.

Saat sudah bekerja pun, pilot punya tanggung jawab yang besar terhadap keselamatan penumpang juga semua kru pesawat, makanya harus punya mental yang kuat dan enggak boleh manja.

Selain harus hidup serba disiplin, enggak boleh malas latihan fisik, banyak ujian yang harus dilalui untuk jadi seorang pilot. Yora sendiri sempat diragukan kemampuannya karena dia adalah seorang cewek plus bertubuh mungil pula.

Bahkan waktu pertama kali masuk sekolah pilot, dia sering dijahili oleh teman-teman dan seniornya karena cewek sendiri.

api toh, hal itu justru malah dia jadikan motivasi tambahan untuk terus berusahan dan membuktikan kalau dia juga mampu jadi pilot handal dengan bekerja lebih baik lagi. Jadi wajib banget buat pantang menyerah.

Yora juga bilang yang paling sulit adalah membentuk mental yang kuat apalagi saat sudah mulai terbang. Masa paling berat sekaligus menyenangkan adalah saat Flight Training.

Soalnya enggak cuma harus bisa menerbangkan pesawat, semua siswa harus bisa navigasi dan menguasai prosedur penerbangan lainnya.

“Kalau enggak belajar dengan benar, aku mati, karena ini berhubungan dengan nyawa. Jadi berpikir, ‘Aduh aku bisa enggak ya?,” ungkapnya.

Tapi Yora percaya cara buat mengatasinya adalah dengan giat belajar, agar bisa lebih PD dan enggak takut lagi. Misalnya saat dia sempat takut setiap kali melihat landasan. Yora pun terus berlatih menggunakan simulator selama dua jam setiap hari sepulang sekolah.

“Juga menghapal semua prosedur-prosedurnya karena harus hapal mati semuanya, itu tidur aja, sampai kebawa mimpi. He-he-he…,” ceritanya.