5 Tips Untuk Sukses Jadi Pilot Cewek di Indonesia dari Patricia Yora

By Aisha Ria Ginanti, Senin, 4 Desember 2017 | 09:15 WIB
Patricia Yora di dalam kokpit pesawat Airbus yang dia terbangkan. Sumber: dok. pribadi (Aisha Ria Ginanti)

Pilot memang belum jadi pekerjaan yang identik bagi cewek ya. Tapi makin banyak kok cewek-cewek yang sukses menjadi pilot handal, termasuk di Indonesia.

Salah satunya adalah Patricia Yora (25) yang merupakan pilot pesawat Airbus 330, alias pesawat terbang berkapasitas besar, berbadan lebar dengan mesin ganda di maskapai Garuda Indonesia.

Yora sudah menjadi pilot atau tepatnya kopilot, sejak lulus sekolah pilot Aero Flyer Institute, di Tangerang pada tahun 2011. Saat itu Yora langsung bekerja di Batavia Air sebagai pilot Airbus 320 karena memang mendapatkan beasiswa sekolah pilot dari Batavia Air.

Namun tahun 2012 ketika Batavia gulung tikar, Yora ditarik oleh Mandala Air, yang kemudian juga gulung tikar, sehingga Yora akhirnya berlabuh di Garuda Indonesia pada tahun 2014.

Saat ini Yora sebenarnya sudah mengantongi hampir 2000 jam terbang. Hanya saja Garuda Indonesia enggak menghitung jam terbang yang sudah dia kumpulkan dari dua maskapai sebelumnya, sehingga Yora masih menggunakan garis dua di seragam.

Hitungannya dia baru mengumpulkan sekitar 800 jam terbang di Garuda Indonesia (umumnya jam terbang di atas 1500 sudah mendapat 3 garis).

“Saat aku memilih jadi pilot, semua orang bilang enggak mungkin. ‘Lihat badan kamu, kamu tuh kecil’, ini itu segala macam. Tapi ya, percaya diri aja. Jangan menjadikan apa yang orang lain bilang kita enggak akan bisa, jadi sesuatu yang bikin kita rendah diri.

Justru kita harus buktiin, kita bisa. Pecaya dengan kemampuan kita,” ungkap pilot yang bercita-cita pengin bisa menerbangkan Airbus 380 (pesawat Airbus paling besar) ini.

Yang pasti sekarang Yora mau ngasih 5 tips untuk sukes jadi pilot bagi cewek di Indonesia.

Kalau berhasil masuk sekolah pilot, kita akan melalui dua tahap, yaitu tahap Flight Training (sekolah pilot terdiri dari tahap Ground Training selama 6 bulan dan Flight Training selama 1 tahun 6 bulan).

Selama itu semua, kita harus banget hidup disiplin, mulai dari waktu tidur dan bangun tidur, makanan, waktu belajar dan semuanya. Dan hal ini terus berlanjut sampai kita sudah bekerja sebagai pilot.

“Yang paling penting adalah disiplin, dalam semua hal. Disiplin waktu jelas, karena kita mengejar performa ketepatan waktu. Disiplin makan, karena setiap 6 bulan sekali akan dicek kesehatan, kolesterol dan segala macam. Ada salah sedikit, udah, enggak bisa terbang.

Disiplin berpakaian, dari SMA aja udah kelihatan kan kalau pakai seragam enggak disiplin, keluar-keluar. Nah, itu enggak bisa, pokoknya harus ngikutin peraturan, semuanya harus seragam.

Terus disiplin sama prosedur, kalau kita dikasih prosedur 1,2,3,4, kita enggak boleh loncat-loncat semuanya harus urut sesuai prosedur.

Pola tidur pun harus disiplin. Misalnya besok terbang pagi, berarti kita harus hitung, kita mau tidur berapa lama, 7 jam atau 8 jam? Berarti jam segini aku harus tidur, jam segini aku harus mandi, jam segini aku harus makan, itu semua kita harus itung, enggak bisa gimana nanti.

Makanya harus dibiasakan dari sekarang, soalnya kalau enggak pasti kaget banget," beber Yora.

“Untuk jurusannya sendiri sudah ada beberapa sekolah pilot yang menerima dari IPS, tapi kalau STIP Curug masih harus dari IPA. Yang pasti kita harus kuat di pelajaran matematika dan bahasa Inggris, karena akan sangat terpakai.

Karena semua buku bahasa Inggris, ngomong bahasa Inggris. Kalau IPA paling kepakenya sedikit, ilmu fisika, lah.”

“Percaya diri penting, tapi kelemahan terbesar seorang pilot bisa jadi adalah terlalu percaya diri. Pilot bekerja bukan cuma berdasarkan skill tapi juga prosedur.

Jadi kalau udah terlalu PD, merasa, ah aku bisa, justru yang akan mencelakakan kita,” jelasnya.

Yora melanjutkan, “percaya diri juga penting, karena ketika aku bilang aku pengin jadi pilot, banyak orang yang bilang, enggak mungkin, ‘Kamu kan cewek, lihat badan kamu aja kecil gitu.’ Tapi PD aja.

Jangan menjadikan apa yang orang lain bilang kita enggak bisa, justru bikin kita malah makin rendah diri. Justru kita harus buktikan kalau kita mampu.

Percaya diri dengan kemampuan yang kita punya, jangan dengerin orang lain, tapi jangan juga jadi sombong atau sok.”

Menurut Yora, sekolah pilot enggak mudah, tapi juga enggak terlalu menakutkan. Sekolahnya sangat menghargai murid cewek, semuanya punya hak dan kewajiban yang sama.

Yora mengikuti semua pelajaran dan tugas yang sama kayak teman-teman cowoknya.

Termasuk mengisi sendiri bahan bakar pesawat, membersihkan pesawat, mendorong pesawat dan latihan fisik seperti lari dan push up sesuai dengan kebutuhan untuk menjaga kesehatan mereka.

Saat sudah bekerja pun, pilot punya tanggung jawab yang besar terhadap keselamatan penumpang juga semua kru pesawat, makanya harus punya mental yang kuat dan enggak boleh manja.

Selain harus hidup serba disiplin, enggak boleh malas latihan fisik, banyak ujian yang harus dilalui untuk jadi seorang pilot. Yora sendiri sempat diragukan kemampuannya karena dia adalah seorang cewek plus bertubuh mungil pula.

Bahkan waktu pertama kali masuk sekolah pilot, dia sering dijahili oleh teman-teman dan seniornya karena cewek sendiri.

api toh, hal itu justru malah dia jadikan motivasi tambahan untuk terus berusahan dan membuktikan kalau dia juga mampu jadi pilot handal dengan bekerja lebih baik lagi. Jadi wajib banget buat pantang menyerah.

Yora juga bilang yang paling sulit adalah membentuk mental yang kuat apalagi saat sudah mulai terbang. Masa paling berat sekaligus menyenangkan adalah saat Flight Training.

Soalnya enggak cuma harus bisa menerbangkan pesawat, semua siswa harus bisa navigasi dan menguasai prosedur penerbangan lainnya.

“Kalau enggak belajar dengan benar, aku mati, karena ini berhubungan dengan nyawa. Jadi berpikir, ‘Aduh aku bisa enggak ya?,” ungkapnya.

Tapi Yora percaya cara buat mengatasinya adalah dengan giat belajar, agar bisa lebih PD dan enggak takut lagi. Misalnya saat dia sempat takut setiap kali melihat landasan. Yora pun terus berlatih menggunakan simulator selama dua jam setiap hari sepulang sekolah.

“Juga menghapal semua prosedur-prosedurnya karena harus hapal mati semuanya, itu tidur aja, sampai kebawa mimpi. He-he-he…,” ceritanya.