6 Cerita Seleb Kpop Non Korea Tentang Beradaptasi di Tempat Baru

By Ifnur Hikmah, Jumat, 2 Maret 2018 | 14:30 WIB
Foto: fyeahmarktuan.tumblr.com (Ifnur Hikmah)

Seleb berikut jauh-jauh datang ke Korea demi mewujudkan impian mereka menjadi penyanyi. Namun, perbedaan budaya dan kebiasaan antara kampung halaman mereka dengan Korea membuat mereka kesulitan beradaptasi di masa awal tinggal di Korea.

Simak 6 cerita seleb Kpop non Korea tentang beradaptasi di tempat baru, dan kita bisa mengambil pelajaran dari pengalaman mereka.

(Baca juga: Rahasia Punya Berat Badan Ideal Tapi Tetap Sehat dari 3 Seleb Korea

Mark pindah ke Korea setelah enggak sengaja di-casting saat sedang main-main di sekolahnya di Los Angeles. Waktu datang ke Korea, dia masih berumur tujuh belas tahun. Mark menjalani masa trainee selama tiga tahun enam bulan sebelum akhirnya debut.

“Aku sempat merasa kesulitan karena enggak bisa berkomunikasi dengan member lainnya. Namun, karena ada beberapa orang di perusahaan yang berasal dari Amerika, aku bisa berbicara dengan mereka dan perlahan-lahan mengenal budaya Korea. Di antara member Non Korea lainnya (Jackson dan BamBam), aku yang beradaptasi paling cepat,” aku Mark.

Pengalaman hidup berpindah-pindah sejak kecil membuat Mark enggak terlalu kaget dengan tempat baru.

Member TWICE ini berasal dari Jepang. Karena suka Kpop, Mina pun semangat banget ketika lolos audisi di JYP Entertainment. Meski untuk itu, dia harus berhenti latihan balet yang sudah ditekuninya selama sebelas tahun dan pindah ke Korea.

“Aku gugup banget ketika harus pindah ke Korea. Itu sangat menyeramkan karena aku enggak bisa berbahasa Korea. Tapi, menjalani hari-hari sebagai trainee, ada banyak member yang menjagaku dan menolongku, sehingga lama-lama rasanya menyenangkan,” jelas Mina. Selain Mina, ada dua member TWICE lainnya yang berasal dari Jepang, yaitu Momo dan Sana.

Ten berasal dari Thailand dan datang ke Korea ketika berumur empat belas tahun. Ten menjalani masa training selama enam tahun sebelum akhirnya debut bersama NCT U. Karena impiannya adalah menjadi penyanyi, Ten berusaha keras untuk bisa beradaptasi di Korea dengan budaya dan kebiasaan yang berbeda jauh dengan Thailand.

Kendala terbesar yang dirasakan Ten adalah bahasa. “Bagiku, bagian tersulitnya adalah saat berbicara bahasa Korea. Ketika pertama kali datang ke Korea, aku bahkan enggak tahu satu kata pun dalam bahasa Korea. Budaya Korea dan Thailand juga sangat berbeda. Tapi sekarang aku sudah banyak belajar,” jelas Ten.

Wendy berasal dari Kanada. Tapi, sebelum jadi trainee di SM Entertainment, cewek ini sempat tinggal jauh dari orangtuanya ketika SMA. Dia sekolah di Amerika dan tinggal di asrama. Setelah itu, Wendy pindah ke Korea. Karena sudah lama tinggal sendiri, Wendy mengaku selalu kangen sama makanan rumahan.

“Alasan aku kangen makanan rumahan adalah karena aku selalu jauh dari rumah. Di kelas 5 SD, aku pindah ke Toronto, Kanada, dan ketika lulus SMA, aku kembali ke Korea. Aku enggak bisa bertemu orangtuaku selama bertahun-tahun,” curhat Wendy.

Di saat member Red Velvet lainnya pulang ke rumah saat tahun baru, Wendy tinggal sendirian di dorm. Untungnya, member lain selalu mengirim chat buat Wendy dan mengunjunginya di dorm, jadi Wendy enggak selalu merasa kesepian.

BamBam sudah tinggal jauh dari keluarganya sejak umur tiga belas tahun, tepatnya ketika dia mulai jadi trainee di JYP Entertainment. Satu-satunya hal yang membuat BamBam capek semasa masih jadi trainee adalah masalah bahasa. Selain itu, awalnya BamBam sempat merasa takut karena dia belum pernah jauh dari ibunya sebelumnya.

“Aku enggak bisa ngomong dengan siapapun. Namun, itu mungkin karena aku masih kecil, aku yang paling muda. Meski aku enggak bisa ngomong sama yang lain, hyung sangat menjagaku. Mereka berusaha untuk ngomong dengan bahasa isyarat, pokoknya mencoba banyak cara untuk ngomong denganku. Mereka sangat menjagaku, misalnya ketika pengin makan, mereka akan memanggil namaku lalu menggandeng tanganku dan membawaku ikut pergi,” kenang BamBam.

Tzuyu sempat merasa frustasi ketika pertama kali datang ke Korea. Cewek ini berasal dari Taiwan dan sama sekali enggak tahu apa-apa tentang Korea. “Ketika pertama kali datang, aku mengalami masa yang berat karena enggak bisa ngomong bahasa Korea. Aku pengin ngomong dengan orang-orang, tapi karena aku enggak bisa, aku jadi merasa frustasi.

Namun, lama-lama aku jadi tenang karena banyak eonnie dan oppa sesama trainee yang menjagaku. Member lainnya juga banyak membantu. Jika ada sesuatu yang aku enggak tahu, mereka akan membantuku, jadi rasanya enggak sulit lagi. Sekarang, aku merasa bahagia,” beber Tzuyu.