Bulu tangkis dan Indonesia memang enggak bisa dipisahkan. Sejak dulu, banyak atlet bulu tangkis Indonesia yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional, seperti Asian Games, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, All England Super Series, dan termasuk Olimpiade.
Enggak heran jika atlet bulu tangkis jadi harapan Indonesia ketika tampil di ajang internasional. Berikut 10 pemain bulu tangkis terbaik Indonesia yang pernah meraih medali Olimpiade dan kejuaraan dunia lainnya. Klik di sini untuk melihat atlet cewek Indonesia yang tampil di Olimpiade Rio 2016.
Di hari kemerdekaan Indonesia yang ke-71, Lilyana Natsir dan Tontowi Ahmad berhasil mempersembahkan kado berupa medali emas dari bulu tangkis cabang ganda putra di Olimpiade Rio. Medali Emas bulu tangkis seolah jadi tradisi karena Indonesia hampir selalu berhasil membawa pulang medali emas (kecuali Olimpiade London 2012 lalu).
Lilyana/Tontowi berhasil menjadi pemenang medali emas pertama untuk Indonesia di cabang ganda campuran. Ini merupakan medali kedua Lilyana karena di Olimpiade Beijing 2008 dia berhasil meraih medali perak ketika berpasangan dengan Nova Widianto. Sementara, ini adalah medali pertama untuk Tontowi.
Saat ini, pasangan Lilyana dan Tontowi menempati rangking dunia ketiga. Sementara Lilyana pernah menempati rangking pertama tahun 2010 lalu saat berpasangan dengan Nova Widianto. Sebelum Olimpiade Rio, pasangan ini pernah jadi juara dunia 2013, Juara Asia 2015, Juara SEA Games 2011 dan berbagai kemenangan di Super Series.
Bulu tangkis pertama kali dipertandingkan secara resmi di Olimpiade sejak tahun 1992, tepatnya di Olimpiade 1992. Di Olimpiade inilah pertama kalinya Indonesia meraih medali emas selama keikutsertaan di Olimpiade. Susi juga jadi satu dari dua cewek Indonesia yang berhasil meraih medali emas Olimpiade bersama Liliyana Natsir.
Nama dan prestasi Susi Susanti di bidang bulu tangkis memang enggak pernah bisa dilupakan. Sampai saat ini, Susi dan suaminya Alan masih aktif di bidang bulu tangkis. Tahun 2004, Badminton World Federation memberikan penghargaan Hall Of Fame kepada Susi dan pemain Indonesia lainnya, yaitu Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, Lim Swie King.
Medali emas Olimpiade Barcelona 1992 enggak hanya dipersembahkan oleh Susi Susanti. Alan Budikusuma juga berhasil meraih medali emas di tunggal putra. Pasangan Alan dan Susi membuka tradisi emas Olimpiade untuk Indonesia dari cabang bulu tangkis.
Padahal, Alan sempat enggak diunggulkan, lho, di Olimpiade 1992 ini tapi dia berhasil mematahkan pandangan negatif yang diberikan padanya. Selepas Olimpiade 1996 di Atlanta, Alan memutuskan untuk pensiun.
Sampai sekarang, pasangan ganda putra ini dinilai sebagai pasangan ganda tersukses. Bahkan, badan Olimpiade juga mengakui kehebatan mereka di sepanjang dekade 1990-an. Ricky/Rexy meneruskan tradisi emas ketika meraih Medali Emas di Olimpiade Atlanta 1996.
Sepanjang kariernya, ada sekitar 30 gelar juara yang berhasil mereka bukukan, di antaranya Olimpiade, Juara Dunia, Juara All England, Asian Games dan berbagai Super Series.
Setelah Ricky/Rexy, pasangan ganda putra lainnya yang berhasil meraih medali emas Olimpiade adalah Chandra Wijaya dan Tony Gunawan di tahun 2000. Banyak kejuaraan yang berhasil mereka menangkan, seperti Asian Games, tergabung dalam tim Piala Thomas, Super Series, dan All England.
Tradisi medali emas dilanjutkan oleh Taufik Hidayat di tahun 2004. Nama Taufik enggak hanya dikenal di Indonesia, tapi di dunia karena prestasinya. Selain memenangkan medali emas di Olimpiade 2004, Taufik menjadi juara dunia di tahun 2005 sehingga dia jadi pemain tunggal putra pertama yang memenangkan dua kejuaraan dunia berturut-turut selama dua tahun.
Selain itu, Taufik juga jadi juara Asian Games 2002 dan 2006. Oh ya, Taufik sempat mencatatkan rekor sebagai pemain tunggal putra dengan pukulan smash tercepat, yaitu 305 km/jam yang dibukukannya saat mengikuti Kejuaraan Dunia 2006, dan pukulan backhand tercepat, 206 km/jam. Setelah pensiun, Taufik enggak jauh-jauh dari dunia bulu tangkis. Dia pun membangun pusat pelatihan bulu tangkis, Taufik Hidayat Arena.
Sempat tenggelam di ganda putra, akhirnya Indonesia kembali memiliki harapan lewat pasangan Markis Kido dan Hendra Setiawan. Mereka berhasil meraih medali emas di Olimpiade 2008. Pasangan ini sempat menempati ranking pertama dunia di tahun 2007.
Saat ini, Hendra Setiawan dan Markis Kido enggak lagi berpasangan setelah bersama selama 13 tahun. Di Olimpiade 2016, Hendra kembali tampil, dan berpasangan dengan Mohammad Ahsan.
Di perempat final Olimpiade 2016, Debby dan Jordan ditaklukkan oleh pasangan Lilyana dan Tontowi. Memang, sih, mereka belum berhasil meraih medali emas Olimpiade. Namun, prestasi mereka patut diacungi jempol. Terakhir, mereka memenangkan kejuaraan bulu tangkis tertua di dunia, All England. Ke depannya, pasangan ini jadi harapan Indonesia di kejuaraan-kejuaraan internasional berikutnya.
Sebelum berpasangan dengan Hendra Setiawan, Ahsan pernah berpasangan dengan Bona Septano. Namun, prestasinya baru terlihat setelah berpasangan dengan Hendra. Prestasi tertingginya yaitu memenangkan All England tahun 2014, berpasangan dengan Hendra.
Di Olimpiade 2016 ini, langkah Greysia dan pasangannya, Nitya Krishinda Maheswari terhenti di perempat final. Saat ini, pasangan ini menempati ranking dunia ketiga. Terakhir, mereka meraih medali emas di Asian Games 2014. Greysia pernah berpasangan dengan Jo Novita, Vita Marissa, Meiliana Jauhari, serta juga tampil di ganda campuran berpasangan dengan Tontowi Ahmad dan Muhammad Rijal.
Selama kariernya yang sudah dimulai sejak tahun 2013, Greysia pernah beberapa kali memenangkan kejuaran super series.
(Foto: news18th.com, kaskus.co.id, zimbio.com)