7 Fakta Memprihatinkan Tentang Persaingan Cewek Vs Cewek yang Sering Saling Benci & Menjatuhkan

By Aisha Ria Ginanti, Selasa, 9 Januari 2018 | 12:20 WIB
Pernah mengalaminya? (Aisha Ria Ginanti)

Seberapa sering kita merasa tesaingi, iri, sampai benci sama cewek lain karena dia lebih dari kita, yang akhirnya engak membawa manfaat apa pun? Meski ternyata cewek punya "sifat atau insting bawaan" untuk melakukan ini, kita bisa dan mesti memperbaikinya.

Soalnya kita sebagai sesama cewek, pasti bisa banget kok sama-sama berprestasi dan sukses tanpa harus saling menjatuhkan. Contohnya Adele dan Beyonce yang sama-sama jadi penyanyi cewek paling sukses di dunia dan mereka tetap saling dukung juga mengagumi.

Seperti yang terlihat di ajang Grammy Awards 2017 lalu, di mana Adele berterima kasih pada Beyonce yang telah menginspirasi dia banget, meski pun saat itu Adele memenangkan Album Of The Year, mengalahkan Beyonce. Indah dan mengharukan banget.

Jadi, terbukti kan kalau kita sesama cewek itu harusnya saling dukung agar sama-sama sukses. Jangan lagi bersikap seperti pada 7 fakta memprihatinkan tentang persaingan cewek vs cewek yang sering saling benci dan menjatuhkan ini.

(Baca juga: 5 tipe pembohong yang pernah ditemui)

Persaingan yang enggak sehat antar cewek memang sering terjadi. Enggak bisa dipungkiri kalau cewek cenderung merasa tersaingi atau selalu menganggap cewek lainnya sebagai saingan atau musuh.

Bahkan kadang dengan alasan yang sebenarnya sepele atau enggak jelas. Bentuknya bisa mulai dari ngomongin di belakang, saling memusuhi, menghina di medsos, mengajak teman segeng memusuhi dia, hingga langsung melabrak.

Atau bahkan kadang ada yang enggak suka bahkan benci pada seorang cewek yang eksis di medsos atau seleb, meski enggak kenal dan mereka enggak pernah menyerang atau berbuat salah sama kita secara langsung.

Enggak hanya itu, Demos (demos.co.uk) sebuah lembaga suvei dari Inggris, melakukan penelitian di media sosial, tepatnya Twitter tentang tweet mysogynist  (sikap yang membenci atau merendahkan perempuan).

Penelitian ini dilakukan dengan melacak kata ‘slut’ dan ‘whore’ (berarti pelacur atau cewek murahan). Demos melalui Centre for the Analysis of Social Media (CASM), menggunakan teknologi canggih dan membuat logaritma sendiri, yang memproses bahasa secara alami.

Sehingga bisa membedakan mana kata-kata tersebut yang digunakan untuk menyerang cewek atau hanya sekedar sapaan biasa atau bercanda.