Pernah Enggak Suka Sama Sesuatu & Di-bully, Terus Lama-lama Orang Lain Jadi Ikutan Suka? Kzl Banget!

By Ifnur Hikmah, Rabu, 21 Februari 2018 | 12:50 WIB
Pernah Enggak Kamu Suka Sama Sesuatu dan Di-Bully, Trus Lama-Lama Orang Lain Jadi Ikutan Suka? (Ifnur Hikmah)

Saya inget banget waktu masih SMP dulu. Tepatnya ketika Meteor Garden lagi booming banget (jadi ketahuan deh umurnya, he-he).

Waktu itu, media massa umumnya ngebahas Meteor Garden dan F4. Sebagai seseorang yang suka baca majalah dan menonton televisi, saya cukup cepat terkena demam F4.

Lama-lama saya jadi suka dan ngefans banget sama mereka, apalagi setelah menonton Meteor Garden.

Ketika ngobrol soal hal ini sama teman-teman, mereka menatap saya dengan tatapan aneh. Ada yang ngomong, ‘ngapain sih suka sama mereka? Mereka kan udah tua?’ Benar juga, sih, karena saat itu saya masih kelas satu SMP.

Komentar lain lebih nyelekit lagi. ‘Ngapain suka sama mereka? Emang lo ngerti mereka ngomong apa?’ Ya benar juga, sih, karena saya sama sekali enggak paham bahasa Mandarin, tapi saya mengerti bahasa Inggris jadi setidaknya saya pahamlah apa yang mereka ucapkan kalau sudah diterjemahin ke Bahasa Inggris.

(Baca juga: 5 sikap cowok ekstrovert yang sebenarnya biasa aja tapi bikin cewek baper)

Selain Meteor Garden, saya cukup banyak menyukai serial Taiwan. Namun, teman-teman saya masih merasa selera saya asing.

Karena mereka memang enggak langsung kena demam Meteor Garden, sih. Lama-lama, ketika serial itu dan F4 makin booming dan muncul di mana-mana, mereka juga terkena pengaruhnya.

Dan siapa sangka kalau mereka yang tadinya menatap saya aneh malah jadi orang yang mengajak saya menonton bareng serial drama itu?

(Baca juga: lakukan hal ini kalau kita mengalami putus sebelum jadian sama gebetan)

Cerita di atas mungkin sering kita alami. Di saat kita menyukai sesuatu tapi selera kita dianggap enggak biasa sehingga orang lain memandang kita dengan tatapan aneh.

Bertahun-tahun kemudian, saya juga mengalami hal yang sama. Ketika saya mulai suka Kpop.

TVXQ was my first love, saat itu. Namun, teman sekolah saya menertawakan selera saya yang suka cowok dengan dandanan dan tatanan rambut aneh dan suka nge-dance.

(Baca juga: Dilihat dari psikologi, 5 bahasa tubuh ini menunjukkan kita dan pacar bahagia)

“Aku dikatain alay karena suka Kpop. Temenku pernah bilang, ‘kamu ngapain sih suka sama cowok-cowok cantik yang suka joget-joget gitu?’

Tapi sekarang teman-temanku malah jadi fansnya BTS, he-he.” (Annisa, 16 tahun).

“Aku suka lagu indie. Aku sudah lama suka The Trees and The Wild, bahkan sejak mereka masih bertiga.

Teman-temanku sempat heran kenapa aku suka sama musisi yang enggak terkenal. Ya namanya juga musisi indie, mereka emang jarang tampil di TV.

Namun, setelah mereka tampil di pensi sekolah, dan ada musisi indie lainnya, temanku baru ngeh kalau ternyata banyak musisi indie yang lagunya enak-enak, dan enggak selamanya yang enggak terkenal itu enggak bagus.” (Sendy, 18 tahun).

(Baca juga: 5 gestur romantis yang bikin first date kita sukses)

Mungkin hal ini terjadi karena teman-teman belum kenal aja dengan musisi, lagu, film, serial, atau buku yang kita gemari.

Sehingga mereka enggak tahu kenapa kita bisa tergila-gila sama sesuatu. Pepatah yang bilang ‘tak kenal maka tak sayang’ juga bisa kita aplikasikan dalam hal ini, nih.

Karena enggak kenal dengan Kpop, misalnya, makanya mereka enggak tahu di mana letak menariknya lagu-lagu tersebut.

(Baca juga: Kok bisa putus sebelum jadian? Ini alasannya)

Perbedaan merupakan sesuatu yang wajar terjadi di hidup kita. Selera setiap orang tentunya berbeda, sehingga yang harus kita lakukan adalah saling menghargai.

Lalu, gimana dengan teman-teman yang nge-bully kita dan menertawakan apa yang kita suka? Ya diamkan saja.

Yang penting kita tetap bisa menikmati apa yang kita suka. Toh, kita menyukai sesuatu karena itu bikin kita bahagia kan?

Jadi, kenapa kita harus berhenti menyukai sesuatu yang bikin kita bahagia hanya karena pendapat orang lain?

(Baca juga: tipe cewek yang dijamin bakalan bikin cowok jatuh cinta, berdasarkan zodiak)

Mungkin kita pengin bilang ‘eat that’ sama teman-teman yang akhirnya ikutan menyukai apa yang kita suka.

Ya, karena pengin melampiaskan emosi yang selama ini dipendam.

Saya pernah berada di posisi ini. Ketika teman-teman saya mulai ikutan nonton drama Korea, rasanya pengin tertawa penuh kemenangan di depan mereka.

Namun, saya menahan diri karena buat apa kita bersikap sepert itu?

(Baca juga: 10 sikap cowok yang menunjukkan kalau dia sebenarnya lagi mengungkapkan I Love You)

Malah sebaliknya, seharusnya kita mengambil sisi positifnya nih.

Kalau ada yang ikutan suka kita jadi enggak perlu bingung lagi, deh, nyari teman buat diajak nonton konser The Trees and The Wild atau musisi indie lainnya.

Atau, kita jadi punya teman diskusi tengah malam membahas kenapa nasib Wang So di Scarlet Heart: Ryeo itu ngenes banget atau baper bareng ketika menonton Goblin yang ngegemesin.

Kita enggak perlu merasa sendirian lagi karena akhirnya sekarang ada teman, he-he.

Kita juga harus menempatkan diri di posisi teman-teman nih. Jangan-jangan kita juga melakukan hal yang sama.

Kita menganggap selera musik teman-teman aneh hanya karena berbeda dengan apa yang kita dengarkan.

Ini hanya masalah perbedaan selera saja. Selera merupakan hal yang bersifat pribadi sehingga wajar saling berbeda satu sama lain.

Enggak ada yang superior atau inferior karena semuanya sama, yaitu apa yang kita suka, itu karena kita merasa bahagia saat mendengarkan atau menontonnya.

(Baca juga: Tanda cowok yang kita suka ternyata PHP, dilihat dari zodiaknya)