Pengakuan 5 Selebgram Soal Komentar Paling Menyakitkan yang Pernah Mereka Terima

By Ifnur Hikmah, Minggu, 29 April 2018 | 05:00 WIB
foto: Instagram Abel Cantika (Ifnur Hikmah)

Aktif di dunia digital, misalnya lewat medsos, membuat orang lain jadi serasa seperti mengenal kita. Sehingga mereka merasa punya kebebasan untuk berkomentar.

Namun, enggak selamanya komentar itu bersifat membangun. Malah ada komentar yang sengaja ditujukan untuk menjatuhkan.

Hal ini sudah sering banget dialami oleh seleb medsos. Ada saja komentar menjatuhkan yang mereka terima, dan tentu saja itu terasa menyakitkan. Berikut pengakuan 5 seleb medsos soal komentar paling menyakitkan yang pernah mereka terima.

Lihat di sini contoh ilustrasi yang bisa kita kirimkan buat para haters.

Bagi Acel, komentar paling menyakitkan itu yang datang dari orang yang dia kenal.

Acel membocorkan, “Biasanya itu kalau keluar dari mulut orang-orang yang aku kenal, sih. Kalau dari orang yang enggak aku kenal, sih, mau dia ngejelekin orangtua aku atau apa, aku enggak peduli. Karena dia tuh cuma orang yang pengin nyakitin hati aku. Tapi kalau orang yang kenal atau pernah dekat itu, kadang aku nangis dan tanya kenapa sih sama dia. Dia jawab, “kan kamu dikenal sekarang.” Lha, kamu kan kenal aku, kenapa enggak ngomong langsung. Kenapa harus komen hate lewat socmed,” ungkap Acel.

Lihat di sini cara lain yang dilakukan Rachel Vennya dalam menghadapi komen hate di medsos.

Salah satu komentar yang paling sering diterima Dina adalah dibilang gendut. Banyak banget komen di Instagram yang bilang kalau dia gendutan.

Awalnya, dia sering kepikiran ketika membaca komen ini, sampai-sampai nanya ke pacarnya apa iya dia gendutan? Tapi lama-lama, Dina enggak mau kepikiran hal itu terus.

Kalau dia merasa sudah gendutan, dia pun akan mengatur pola makannya. Pernah juga dia dikomentarin nge-spam karena keseringan update Snapchat. Karena pada dasarnya memang suka Snapchat, Dina enggak ambil pusing. “Kalau emang dianggap nge-spam, ya kenapa follow aku?” ungkapnya.

Felozeli membagi haters menjadi dua, haters yang membangun dan yang enggak.

“Kalau yang membangun itu yang biasanya ngomong kayak ‘videonya enggak bermutu nih. Coba lihat video si ini, dia kan menonjolkan pariwisata Indonesia.” Kalau haters kayak gitu bikin aku respect. Kalau yang enggak aku respect itu yang sering bilang jelek, gitu doang, tapi enggak ada masukan apa-apa,” jelasnya.

Awalnya, karena anaknya memang baperan, komen seperti itu sering bikin dia down. Namun lama-lama, dia enggak peduli lagi karena itu enggak bikin dia sukses.

Ih mukanya kayak banci. Ih kamu kumisan. Ih Abel giginya kuning. Abel hidungnya gede. Dan segala macam komentar menyakitkan lainnya pernah diterima oleh Abel.

“Aku memang punya muka yang strong, tegas, jadi kalau make-up soft, orang lain ngelihatnya tebal. Aku sering menerima komentar kayak gitu, tapi enggak aku pikirin. Haters itu pasti ada, tapi jangan sampai deh kita nunjukin kalau kita down karena omongan mereka. Malah sebaliknya, omongan mereka itu harus bikin kita termotivasi,” ungkap Abel.

Lihat di sini cara lain yang dilakukan Abel dalam menghadapi komen hate.

Karena cinta sama make-up, Arsya memutuskan untuk melanjutkan sekolah di bidang make-up. Sehingga dia enggak kuliah formal. Dan ini sering jadi bahan buat para haters.

“Pas dulu aku punya ask.fm, mereka tahu kalau aku enggak kuliah. Beberapa haters yang enggak suka aku ngomong di ask.fm aku, ‘Lo bloon banget sih enggak kuliah? Mungkin karena lo bloon ya?’ Ada juga yang ngomong ‘Sya, bokap nyokap lo pasti enggak bangga deh sama lo.’ Kalau ada yang ngomong gitu, menurutku mereka cuma pengin ngejelekin aku. Mereka enggak tahu aku kerja gimana, belajar gimana, jadi masalah kayak gitu enggak pernah aku tanggepin. Kalau mereka mengkritik makeup aku, itu jadi pelajaran buatku,” beber Arsya.