Lakukan 5 Kebohongan Ini Supaya Persahabatan Kuat

By Astri Soeparyono, Senin, 30 Januari 2017 | 09:49 WIB
5 kebohongan yang diterima dalam pertemanan (Astri Soeparyono)

Ini adalah respon yang sangat baik untuk topik-topik panas bahkan cenderung berat kayak politik. Topik obrolan macem ini untuk sebagian orang emang enggak terlalu masalah, tapi buat sebagian orang bisa menjadi pukulan besar yang bisa mengancurkan persahabatan.

Dengan bilang "Aku ngerti maksud kamu," atau "Aku ngerti kenapa kamu ambil sudut pandang yang ini," akan membantu temenmu merasa didengerin bahkan ketika kita enggak paham dari mana asalnya itu ide itu. Kalimat ini sebenarnya adalah cara lain untuk mengatakan kalau, "Mari kita setuju untuk enggak setuju," dan menjadi cara yang lebih baik untuk mengakhiri obrolan yang buruk dengan ngeluarin kalimat "terserahlah kamu, deh."

Walapun white lies bisa diterima, tapi ada kalanya kita perlu berkata jujur pada sahabat, terutama ketika mereka membuat pilihan yang buruk. Tapi kalau kamu cuma ngeluarin kata-kata yang menyakitkan bahkan ketika sahabat itu benar, maka kamu perlu cari tahu kenapa begitu. Bisa jadi kita terkena kebohongan antisosial, yaitu ketika seorang teman yang kadang-kadang sirik atau kesal dengan temannya.

Intinya, ini enggak benar-benar bohong, sih. Ini adalah cara menyampaikan sesuatu dengan lembut dan memikirkan perasaan orang lain. Kalau tipe persahabatan kita lebih ceplas-ceplos, mungkin kita merasa ini enggak perlu, tapi coba evaluasi persahabatan kita, deh. Apa benar dengan ceplas-ceplos itu enggak ada yang sakit hati? Kalau memang enggak apa-apa, bisa dilanjutkan. Tapi kalau ternyata ada sahabat yang sakit hati, apa salahnya kita mencoba 5 jenis 'kebohongan' ini, kan?