Lakukan 5 Kebohongan Ini Supaya Persahabatan Kuat

By Astri Soeparyono, Senin, 30 Januari 2017 | 09:49 WIB
5 kebohongan yang diterima dalam pertemanan (Astri Soeparyono)

“Udah sampe mana?” tanya sahabat. “Masih di jalan nih, macet banget,” jawab kita. Padahal aslinya masih di depan rumah atau kosan. Ini bisa jadi salah satu kebohongan yang paling sering kita bilang ke teman. Bohong bukan hal yang baik, tapi pernah denger yang namanya berbohong demi kebaikan alias white lies? Sebenarnya berbohong untuk melindungi perasaan teman bisa jadi alasan yang sangat baik.

Bahkan sebuah studi menunjukkan kalau berbohong untuk bersikap baik atau yang disebut sebagai berbohong pro-sosial bisa membantu kamu mempertahankan persahabatan yang kuat. Menurut Robin Dunbar, seorang psikolog yang juga menyarankan tentang jumlah maksimal pertemanan aktif di dunia nyata ini, bilang kalau orang-orang yang terlibat dalam kebohongan pro-sosial  ternyata memiliki ikatan kuat dengan teman-teman dan kenalannya. Nah, coba lakukan 5 kebohongan ini supaya persahabatan kita makin kuat, girls!

Walaupun hadiah yang dikasih sahabat itu bisa dibilang salah satu hadiah terburuk yang pernah kita terima. Kita tetap harus berterima kasih sama dia dengan antusias. Sebenarnya sahabatan itu enggak perlu membelikan barang, tapi kalau mereka sampai rela mengeluarkan uang demi memberikan sesuatu yang mereka pikir kita suka, tentu enggak ada salahnya buat menunjukkan rasa terima kasih.

Memberi hadiah itu bisa dibilang tricky, terutama kalau sahabat kita itu bukan pemberi hadiah yang baik. Mungkin kita bertanya-tanya kalau hadiah yang diberikannya itu dimaksudkan sebagai kritikan untuk menjatuhkanmu atau mungkin sahabat mengirimkan pesan tertentu tapi kita enggak ngerti maksudnya. Daripada tebak-tebakan soal itu mendingan kita bilang terima kasih dengan begitu masalah selesai. Dan dia pun enggak bete setelah mengeluarkan effort buat kita.

Dalam persahabatan, kita itu pengen percaya kalau sahabat kita itu suka mikirin temen-temennya bahkan sebelum kita mendengar kabar dari mereka untuk beberapa saat. Masalahnya kalau kita lagi sibuk dan lupa untuk berkomunikasi sama sahabat karena lagi mikirin banyak hal, dan tiba-tiba sahabat menelepon terus pengen tahu kalau kamu berencana buat nelepon atau ngirim pesan ke dia atau enggak, sebaiknya kita bilang "iya." Soalnya jawaban ini pastinya bakalan bikin sahabat seneng. Bilang aja, "Aku tuh baru banget mau ngontak kamu, eh malah distrack sama tugas, terus lupa, maaf yah." Daripada bilang, "Enggak sih, emang lupa aja."

Dibandingin bilang, “Kamu kelihatan kucel," atau, "Kamu gemukan,” yang pastinya bisa bikin sahabat kesal, dan kemungkinan besar mereka juga udah tahu mereka lagi enggak kelihatan ok hari itu. Jadi mendingan kamu bilang dia keliatan cantik. Dalam pertemanan, pastinya kita ingin sahabat yang akan menyayangi kita apa adanya tanpa syarat. Dan ketika kita memberitahu sahabat kalau dia kelihatan cantik atau luar biasa, itu nunjukin kalau kamu ngelihatan inner beauty dan hatinya yang baik. Atau kalau dia hari itu enggak banget, kita bisa puji hal lain yang oke dari dia hari itu untuk bikin dia merasa baikan. Baru ketika dia bertanya apakah dia kelihatan kucel, kita jawab dengan tetap tersenyum, "Kayaknya kulit kamu agak berminyak, mau kertas minyak?"

Setiap orang memiliki preferensi yang berbeda soal kreativitas. Apa yang menarik bagi seseorang belum tentu menarik bagi orang lain. Jadi buat apa kita harus menyakiti perasaan sahabat yang sedang berkreasi? Walaupun kita enggak benar-benar suka tulisan atau karya seni buatan temenmu, setidaknya jadilah supporter buatnya. Kita bisa memujinya sampai membeli karyanya yang intinya kamu mendukung upaya sahabat. Misalnya sahabat kita blogger, kita bisa like dan puji tulisannya. Bukan berarti kita enggak memberikan masukan, yah, kalau memang ada hal yang bisa kita tambahkan, kita bisa kasih tips. Tentunya dengan cara yang santai dan kritik kita harus membangun. Misal, "Tulisan kamu bagus! Bisa juga kamu kasih judul yang lebih catchy atau banyakin gambar." Daripada sejak awal kita bilang, "Aku enggak ngerti apa yang kamu tulis, ngapain sih nulis?" Takutnya sahabat langsung berhenti nulis, padahal siapa tahu dia berbakat tapi belum terlatih aja.

Ini adalah respon yang sangat baik untuk topik-topik panas bahkan cenderung berat kayak politik. Topik obrolan macem ini untuk sebagian orang emang enggak terlalu masalah, tapi buat sebagian orang bisa menjadi pukulan besar yang bisa mengancurkan persahabatan.

Dengan bilang "Aku ngerti maksud kamu," atau "Aku ngerti kenapa kamu ambil sudut pandang yang ini," akan membantu temenmu merasa didengerin bahkan ketika kita enggak paham dari mana asalnya itu ide itu. Kalimat ini sebenarnya adalah cara lain untuk mengatakan kalau, "Mari kita setuju untuk enggak setuju," dan menjadi cara yang lebih baik untuk mengakhiri obrolan yang buruk dengan ngeluarin kalimat "terserahlah kamu, deh."

Walapun white lies bisa diterima, tapi ada kalanya kita perlu berkata jujur pada sahabat, terutama ketika mereka membuat pilihan yang buruk. Tapi kalau kamu cuma ngeluarin kata-kata yang menyakitkan bahkan ketika sahabat itu benar, maka kamu perlu cari tahu kenapa begitu. Bisa jadi kita terkena kebohongan antisosial, yaitu ketika seorang teman yang kadang-kadang sirik atau kesal dengan temannya.

Intinya, ini enggak benar-benar bohong, sih. Ini adalah cara menyampaikan sesuatu dengan lembut dan memikirkan perasaan orang lain. Kalau tipe persahabatan kita lebih ceplas-ceplos, mungkin kita merasa ini enggak perlu, tapi coba evaluasi persahabatan kita, deh. Apa benar dengan ceplas-ceplos itu enggak ada yang sakit hati? Kalau memang enggak apa-apa, bisa dilanjutkan. Tapi kalau ternyata ada sahabat yang sakit hati, apa salahnya kita mencoba 5 jenis 'kebohongan' ini, kan?