Sejak berusia 11 tahun, Phoolan Devi enggak pernah merasakan hidup tenang. Cewek kelahiran tahun 1963 ini dipaksa menikah dengan cowok yang jauh lebih tua dari dirinya. Ia juga kemudian dijadikan budak oleh suaminya. Karena berasal dari kasta Mallah yang rendah, Phoolan sering mendapat perlakuan tidak senonoh dari kasta Thakur yang lebih tinggi. Bahkan ia sempat dilecehkan secara seksual berkali-kali oleh bandit dari kasta itu. Phoolan akhirnya tidak tinggal diam dan menembak mati 22 orang pria yang pernah melecehkannya.
Meskipun begitu, di kemudian hari Phoolan menyerahkan diri kepada polisi, dengan syarat anak-anak India diberikan pendidikan gratis. Ia dipenjara pada tahun 1983 dan dibebaskan pada tahun 1994. Setelah bebas, Phoolan menjadi anggota parlemen India dan membela hak-hak wanita dan anak-anak dari kasta bawah. Sayangnya, Phoolan tutup usia karena dibunuh oleh orang yang memiliki dendam kepadanya pada 25 Juli 2001 lalu.
Meskipun sejak kecil dinasehati bahwa cewek enggak memerlukan pendidikan, cewek asal Amerika Serikat ini malah berpikir sebaliknya. Pada tahun 1846, Susan yang masih berusia 26 tahun menjadi seorang kepala sekolah. Ia juga mulai mengampanyekan pembayaran setara untuk para cewek yang berprofesi sebagai pengajar. Lima tahun kemudian, Susan bersama aktivis cewek Elizabeth Cady Stanton pun memperjuangkan hak pilih untuk perempuan.
Perjuangan ini enggak berjalan mulus, banyak kaum pria yang mencoba menghentikan Susan. Ia enggak lantas menyerah. Susan sempat membuat koran yang khusus membicarakan hak-hak perempuan bernama The Revolution. Ia juga mendirikan organisasi National Woman’s Suffrage Association.
Baca juga: 5 Tips Untuk Sukses Jadi Pilot Cewek di Indonesia dari Patricia Yora