Apa yang paling menarik perhatian kita saat pertama kali ngobrol dengan cowok? Mungkin senyumnya yang manis, mungkin tawanya yang renyah terdengar di telinga kita, mungkin leluconnya yang garing tapi tetap kita dengarkan, atau mungkin kesamaan di antara kita dan dia yang bikin betah ngobrol dengannya.
Sama-sama suka film genre tertentu, punya selera musik yang sama, sering melakukan hobi yang sama, duh kita sudah kebayang deh kalau jadian sama dia pasti bakalan menyenangkan sekali. Gimana enggak, dia pasti memiliki rasa pengertian yang lebih kalau dia punya hobi dan kesukaan yang sama dengan kita. Tapi bagaimana kalau saat ini, kita justru terjebak dengan situasi yang berbeda. Kita dan gebetan berbeda seratus delapan puluh derajat, yang akhirnya membuat kita ragu untuk melanjutkan hubungan dengannya.
Tunggu dulu. Sepertinya kita harus baca kisah yang satu ini.
“Aku sama pacarku sudah pacaran kurang lebih tiga tahun dan sebenarnya kita sama sekali berbeda. Kita punya selera musik yang berbeda dan dia suka menganggap aku aneh kalau lagi dengerin lagu dari musisi idolaku. Kita punya hobi yang berbeda jauh, aku lebih suka di kamar dan asik dengan duniaku sendiri. Sedangkan dia anaknya nongkrong banget, punya banyak teman, dan enggak bisa diam di rumah. Dulu, awalnya aku berpikir enggak akan bisa nyambung sama dia. Tapi setelah menjalaninya, justru itu yang bikin hubungan kami jadi berwarna.” (Anetta, 17 tahun)
Kita mungkin pernah mendengar istilah yang berbunyi “opposite attrack”? Suatu keadaan di mana kita justru akan tertarik dengan orang lain yang punya kepribadian, hobi, minat, dan sifat yang berbanding terbalik dengan kita. Tapi gimana kalau PDKT lancar kalau misalkan kita dan gebetan punya sifat yang berbeda banget? Bukannya malah bikin pendekatannya jadi terhambat ya?
Baca halaman berikutnya untuk tahu kuncinya gimana biar bisa cocok dengan gebetan, yuk!