Curhat Cewek yang Pernah Dimusuhi karena Menolak Membeli Kunci Jawaban UN

By Natalia Simanjuntak, Kamis, 13 April 2017 | 08:44 WIB
foto: bsnscb.com (Natalia Simanjuntak)

Di masa-masa UN seperti sekarang ini pasti banyak dari kita yang menghadapi “godaan” kunci jawaban. Banyak oknum-oknum yang menyediakan bocoran soal atau jawaban dan kita tinggal mengeluarkan sejumlah uang untuk bisa “menikmati fasilitas” tersebut. Tentu saja hal ini sangat tidak fair dan terpuji sehingga kita boleh dengan tegas menolaknya. Namun, bagaimana kalau setelah menolak kita malah dimusuhi? Inilah yang dialami oleh Sari, cewek yang pernah dimusuhi karena menolak membeli kunci jawaban UN.

Baca juga:

Curhat Cewek yang Pernah Gagal UN

Jurusan Kuliah yang Lulusannya Paling Dicari

“Kejadian ini sebenarnya berlangsung sudah cukup lama, sekitar 4 tahun lalu saat aku duduk di kelas 3 SMA. Aku enggak menyangka sama sekali kalau di sekolahku budaya jual-beli kunci jawaban ternyata sudah dianggap hal biasa. Soalnya sekolahku merupakan salah satu sekolah ternama yang mempunyai reputasi baik di daerahnya. Jadi kukira hal memalukan seperti ini tidak akan terjadi.

Pikiranku ternyata salah besar. Ketika di kelas tiga, saat sedang study tour ke Yogyakarta, tiba-tiba pintu kamarku diketuk. Beberapa teman datang menagih uang untuk patungan membeli kunci jawaban. Aku syok. Hal yang mereka lakukan ini seperti operasi rahasia yang dilakukan malam hari.

Kemudian aku berkata kepada mereka, “kalau yang enggak mau beli gimana?” dan nampaknya mereka cukup kaget dengan pertanyaanku itu. Mungkin karena sebelumnya belum pernah ada yang menolak, aku juga enggak tahu. Tapi yang jelas, mimik wajah mereka sangat tidak bersahabat.

Sebenarnya aku menolak bukan karena merasa pintar, tapi karena aku menganggap hal tersebut percuma. Aku tipe orang yang kalau enggak bisa mengerjakan, lebih baik menyerah daripada menyontek.

Saat aku menyatakan alasanku, mereka mulai menggerutu. Mereka menyebutku tidak setia kawan, terlalu sombong, dan bahkan ada yang bertanya, “gimana kalau lo enggak lulus? Beberapa tahun lalu ada yang sok enggak make (kunci jawaban), eh enggak lulus.” Wah, saat dibombardir hal seperti itu aku sempat down juga. Tapi aku tetap dengan pendirianku.

Akhirnya mereka menyerah dan pergi. Namun setelah itu sikap mereka kepadaku berubah. Kalau awalnya mereka selalu melibatkanku dalam setiap obrolan, saat itu mereka bahkan berhenti bicara padaku sama sekali. Saat itu aku kecewa. Sedih karena ternyata bagi mereka kesetiakawanan hanya dilihat sebatas berbagi contekan.