Cerita Cewek Asal Maumere yang Rutin Mengirim Buku untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat NTT

By Ifnur Hikmah, Rabu, 17 Mei 2017 | 09:03 WIB
Maria Agnesty (Ifnur Hikmah)

Apalagi anak-anak SD. Pokoknya buku apa aja, yang penting kami bisa baca, itu kata mereka.

Buku Bahasa Inggris juga suka dibaca tapi harus ada gambarnya, biar mereka lebih cepat paham.

Sebenarnya di sana ada perpustakaan tapi mereka jarang ke perpustakaan.

Anak-anak di sana lebih suka membaca kalau lagi bareng-bareng, misalnya waktu lagi main, baca di bawah pohon.

Contohnya ada di Sumba. Di sana ada Gerobak Baca. Jadi setiap hari gerobak itu keliling kampung membawa buku. Jadi anak-anak yang lagi main bisa melihat dan ikutan baca.”

“Dibanding waktu aku dulu masih tinggal di Maumere dan sekarang, perubahannya sangat besar.

Anak-anak itu dulunya enggak bisa baca, karena di sana banyak yang pakai bahasa Ibu, bukan Bahasa Indonesia.

Dengan kami setiap bulan mengirim buku, mereka jadi semakin giat belajar dan belajar Bahasa Indonesia.

Mereka senang menerima buku, dan kalau melihat mereka senang, kita juga senang.”

“Buku Bagi NTT sendiri enggak cuma ada di Jakarta. Ada juga Buku Bagi NTT di Yogyakarta.