5 Hal yang Tanpa Kita Sadari Merusak Ekosistem Laut

By Natalia Simanjuntak, Kamis, 8 Juni 2017 | 05:12 WIB
foto: kompas.com (Natalia Simanjuntak)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas wilayah perairannya jauh lebih luas dari daratan, yaitu 3,1 juta km2 dibanding daratan yang seluas 1,9 km2.

Ini berarti, kehidupan kita sangat erat kaitannya dengan laut.

Kenapa kita bisa makan ikan dengan harga yang murah dan jenis beragam? Karena lautan kita lah yang menghasilkan semua itu.

Sudah menikmati banyak keuntungan yang kita peroleh dari laut, di Hari Laut Sedunia ini, yuk kita kembali mengingatkan diri untuk lebih menjaga lingkungan laut kita.

Soalnya kalo kita terus cuek dan enggak mau peduli, pada akhirnya penyesalan lah yang akan datang.

Ini dia 5 hal yang tanpa kita sadari merusak ekosistem laut.

(Lihat juga: 7 Rekomendasi Pantai Terindah di Indonesia)

Kalo lagi liburan bareng teman atau keluarga ke pantai, pasti deh kita bakal bawa segudang perbekalan dari rumah buat dimakan sambil menikmati keindahan alam di sana.

Sayangnya, abis makan kita seringkali lupa buat membersihkan sisa-sisa makanan dan bungkusan.

Hal ini enggak hanya mengotori lingkungan sekitar pantai lho, tapi kalo sampah berbahan plastik terbawa air laut, ini juga bisa merusak kehidupan mahkhluk hidup yang ada di dalam lautan.

Duh, kalo gitu sama aja dengan menebar racun di laut kan?

Sedihnya, menurut riset, Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, hiks.

Mulai sekarang pastiin kalo produk kosmetik dan alat pembersih tubuh yang kita pakai, terutama scrub, krim wajah, sunscreen, dan pasta gigi bebas dari kandungan microbeads ya.

Sebenarnya apa sih microbeads itu?

Microbeads atau mikroplastik merupakan polimer berukuran kecil yang dihasilkan industri modern dan dimasukkan dalam produk sehari-hari karena punya daya untuk membersihkan.

Sayangnya, meskipun ukurannya sangat kecil, bahan ini enggak bisa larut di air dan dikonsumsi oleh ikan-ikan.

Ini membuat ekosistem laut kita jadi kacau karena banyak sekali ikan yang mati karena mengonsumsi microbeads, hiks.

Meskipun udah dilarang oleh negara, faktanya masih ada aja lho oknum yang enggak bertanggung jawab yang menggunakan bahan peledak untuk bisa memperoleh ikan dalam jumlah banyak.

Penggunaan bahan peledak secara otomatis akan merusak habitat lingkungan laut dan berbagai jenis terumbu karang yang merupakan tempat tinggal dari ikan dan biota laut lainnya.

Padahal untuk memulihkan ke kondisi sedia kala membutuhkan waktu yang sangat lama.

Beberapa pantai yang sudah rusak karena hal ini adalah Pantai Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Maluku dan Laut Boltim.

Enggak cuma terumbu karang mereka aja yang hancur, tapi banyak ikan-ikan kecil juga mati.

Kalo udah begini, regenerasi ikan di laut bisa terhambat nih.

Sebenarnya ada peraturan yang mengatur kalo pembuangan limbah diperbolehkan hanya bila perusahaan tersebut sudah mengolah limbahnya terlebih dahulu menjadi aman terhadap lingkungan.

Sayangnya, enggak semua perusahaan menuruti hal tersebut. Tanpa diolah sebelumnya, limbah beracun langsung aja dibuang ke laut.

Akibatnya banyak makhluk hidup di dalam laut yang mati.

Mungkin kita enggak buang limbah ke laut, tapi pasti pernah kan asal membuang bungkus jajanan ke sungai atau parit?

Iya sih, tapi kan di sungai, kenapa jadi mempengaruhi laut? Soalnya nantinya sampah itu akan mengalir ke laut juga.

Jadi kalo sungai kita kotor, otomatis laut kita juga akan bertambah kotor.

Contohnya nih kondisi di Laut Teluk Jakarta yang sempat kotor banget setahun yang lalu disebabkan oleh sampah-sampah dari perkotaan.

So, stop doing this ya, girls!