Terbentang dari Sabang hingga Merauke membuat Indonesia kaya akan sejarah dan warisan budaya.
Sebagian tercatat rapi dalam buku dan catatan sejarah. Sebagian lagi hanya menyisakan reruntuhan dan cerita leluhur. Menjadikannya misteri yang hingga sekarang diburu kebenarannya.
Bukan hanya menyita perhatian warga lokal, misteri ini juga menarik perhatian dunia.
kejadian di Indonesia ini masih mnejadi misteri dan belum terpecahkan. Bikin Penasaran!
Para peneliti dunia hingga kini masih terus melakukan usaha pencarian orang-orang kerdil di Indonesia. Salah satunya adalah Orang Pendek di Jambi.
Catatan terbaru dituliskan oleh Richard Freeman, Direktur Ilmu Hewan di Centre for Fortean Zoology yang dimuat di The Guardian pada 2011.
Ia percaya Orang Pendek memiliki kedekatan dengan spesies Orang Utan namun dapat berjalan dengan dua kaki. Tubuhnya kekar dan dipenuhi rambut hitam kusam, tangan panjang dan berotot, serta tinggi 80-150 cm.
Benda persegi bertuliskan ‘Tjipetir’ bertebaran di pantai-pantai Inggris dan Eropa bagian utara selama 100 tahun terakhir.
Dilansir dari bbc.com, seorang wanita Inggris bernama Tracey Williams menemukan dua balok berbahan kenyal ini di dua pantai berbeda. Kemudian ia pun melakukan riset untuk menelusuri asal usulnya.
Ternyata balok ini berasal dari Sukabumi, Indonesia. Saat Belanda masih menjajah, ada sebuah perkebunan karet yang menghasilkan balok-balok persegi.
Dulu digunakan sebagai penetralisir laju panas kabel telegraf yang melintang di dasar laut.
Diduga balok ini ditumpahkan oleh kargo kapal Jepang Miyazaki Maru yang tenggelam pada Perang Dunia I.
Selama ribuan tahun, penghuni pulau Madagaskar hanyalah hewan lemur.
Dilansir dari Physorg.com, tim peneliti genetika yang dipimpin oleh Murray Cox menemukan bahwa nenek moyang penduduk Madagaskar adalah 30 perempuan, 28 di antaranya orang Indonesia.
Para perempuan Indonesia itu datang ke Madagaskar tahun 1200. Diduga, kapal mereka saat itu tenggelam.
Selain Orang Pendek, pada 2003 ditemukan fossil “hobbit” di Liang Bua, Flores, yang kemudian disebut Homo floresiensis.
Penemuan oleh ilmuwan asal Perancis ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh arkeolog EW Saptomo.
Tingginya diperkirakan hanya 1,1 meter. Beberapa ilmuwan menilai Homo floresiensis merupakan jenis Homo erectus yang mengalami isolasi dan evolus sehingga mengecil.
Pada 1947, dua kapal dagang Amerika Serikat yang sedang berada di perairan Malaka menerima pesan darurat dalam kode Morse dari kapal dagang Belanda, SS Ourang Medan atau ‘Orang Medan’.
“Semua awak kapal termasuk kapten terbaring sekarat di ruang peta dan anjungan. Mungkin semuanya sudah meninggal dunia. Aku (akan) mati.” Lalu, suara terputus.
Kedua kapal dagang AS itu akhirnya mencoba untuk mendatangi kapal Ourang Medan. Kapal itu sudah terapung-apung di lautan dengan jasad para kru bertebaran di dek, mata terbelalak.
Ketika kapal Ourang Utan ingin di bawa ke pinggir pantai, tiba-tiba ledakan terjadi dan kapal itu pun tenggelam. Sampai sekarang belum diketahui apakah cerita ini benar atau legenda.
Benua yang diungkap dalam buku Plato, Timaeus dan Critias, memicu semangat banyak orang mencari sebuah peradaban yang hilang, Atlantis.
Plato menceritakan bahwa Atlantis tenggelam ke dasar laut dalam waktu satu malam setelah gagal menyerang Yunani. Sejumlah orang menganggap ucapan Plato sebagai kiasan. Sebagian lain berusaha menelusuri lautan untuk menemukan Atlantis.
Penulis buku Atlantis the Lost Continents Finally Found, mengatakan bahwa Atlantis terletak di bagian dunia dengan gunung api terbanyak. Merujuk pada Indonesia.
Pada 1914, sejarawan Belanda, N.J. Krom terpukau melihat situs Gunung Padang di Cianjur. Ia sempat menuliskan penemuannya itu dalam buku Rappporten van de Oudheidkundige Dienst.
Lama terlupakan, pada 2011 situs ini kembali menjadi sorotan ketika tim Staf Khusus Presiden Bidang Sosial dan Bencana menduga bahwa situs ini merupakan bangunan piramida buatan manusia.
Jika benar, ini akan menjadikan situs Gunung Padang sebagai piramida terbesar dan tertua di dunia.