Kerugian Ini Bisa Kita Alami Kalau Telegram dan Media Sosial Lainnya Diblokir Pemerintah

By Putri Saraswati, Sabtu, 15 Juli 2017 | 22:29 WIB
foto: allkpop.com (Putri Saraswati)

Cewek berusia 24 tahun ini kebanyakan bergabung dengan grup yang membahas soal kedokteran.

“Di grup ada banyak yang bisa dibagi. Mulai dari info magang, seminar, sampai share pengalaman dari dokter-dokter senior yang tentunya membantu proses pembelajaran aku banget.

Kapasitas buat menampung medianya juga besar, jadi bisa share banyak e-book tanpa ada batasan waktu kadaluarsa.

Sempat kaget sih denger kabar ini. Aku baru gabung Telegram dan udah merasakan manfaatnya banget. Kalau ditutup, nanti enggak bisa share info soal kedokteran lagi dong,

Sebenarnya sih ikut aja keputusan pemerintah. Tapi, aku berharap bener-bener diselidikin dulu. Jangan asal diblokir gitu.”

 

Selain Telegram, medsos lain seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube juga terancam ditutup.

Diandra Rizky (23) menyuarakan kekhawatirannya jika hal ini sampai benar terjadi,

“Aku jarang nonton tv dan baca berita online. Jadi, kalau sampai medsos ditutup, aku bakal kudet banget pasti.

Selain itu, udah pasti menyusahkan buat keep in touch sama saudara dan teman-teman yang ada di luar kota atau luar negeri.

Dan, kalau sampai bener Youtube ditutup, kasihan dong youtubers Indonesia jadi enggak bisa mengekspresikan diri lewat platform ini. Padahal kontennya banyak juga yang berbobot.

Aku pun sebagai fangirl, bakal kecewa banget sih karena Youtube jadi salah satu platform yang sering aku gunain untuk update kabar tentang artis idola.”

Diandra berpendapat bahwa pemblokiran platform bukan jalan yang paling tepat.

“Kalau ada konten yang menyimpang, itu salah penggunanya. Medsos, kan, hanya wadah. Pengguna yang harus lebih pintar dalam menggunakannya.”

 

Fasya Fauzani (24) juga menyayangkan langkah yang diambil Kominfo. Menurutnya pemerintah lebih baik fokus mengejar daftar dugaan 17 ribu halaman teroris di Telegram.

“Itu juga masih dugaan. Sebaiknya diselidiki lebih lanjut lagi dan koordinasi dengan pihak Telegram. Lagian, menurut aku agak aneh kalau sampai platformnya diblokir.

Yang bermasalah, kan, akun-akun oknum tersebut, kenapa harus mengorbankan Telegram yang nyatanya bermanfaat buat banyak orang?

Kalaupun diblokir, itu enggak akan menyelesaikan masalah karena penggunanya enggak ditindaklanjuti. Bisa jadi malah mereka pindah ke platform lain,” akhir cewek yang menggunakan Telegram untuk kepentingan beasiswa LPDP ini.