Penyelenggaran Djakarta Fair mendapatkan respon positif terutama dari gubernur Jakarta pada masa itu, Ali Sadikin.
Secara resmi Pemerintah DKI Jakarta menetapkan Perda no.8 tahun 1968 yang menjadikan Jakarta Fair sebagai agenda tetap tahunan yang diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta.
Selain menghidupkan gairah pasar malam, Djakarta Fair diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru untuk DKI Jakarta karena dapat mendorong dan memberikan kesempatan promosi bagi usaha-usaha perdagangan, perindustrian, hingga tak terkecuali bagi kerajinan rakyat.
Nyatanya Djakarta Fair mendorong kreasi seni dan budaya, serta mendorong industri pariwisata Kota Jakarta dan bisa menjadi ajang pesta rakyat untuk rekreasi dan hiburan kepada masyarakat.
Setahun setelah pertama kali diselenggarakan di tahun 1968, Djakarta Fair pernah memecahkan rekor event terlama di tahun 1969.
Kala itu Djakarta Fair diadakan selama 71 hari.
Selain itu, kabarnya presiden Amerika Serikat, Richard Nixon, juga ikut menjadi pengunjung Djakarta Faie ketika ke Indonesia, lho!
Setiap tahunnya, Jakarta Fair berkembang dengan pesat dari jumlah pengunjung yang datang atau peserta event ini.
Hingga akhirnya tahun 1992 merupakan tahun terakhir Jakarta Fair diadakan di area Monas dan setelah itu berpindah ke tempat yang lebih luas, yaitu di Kemayoran, Jakarta Pusat.