5 Pelajaran Hidup yang Bisa Kita Dapatkan dari Film Thriller Hollywood, Wish Upon

By Ifnur Hikmah, Senin, 17 Juli 2017 | 14:56 WIB
foto: movpin.com (Ifnur Hikmah)

Buat pecinta film thriller, wajib banget nih buat menonton Wish Upon.

Film thriller ini enggak hanya menyajikan aksi yang menegangkan tapi juga penuh drama yang bikin film ini jadi makin seru untuk ditonton.

Bercerita tentang Claire Shannon, cewek introvert dan biasa-biasa saja di sekolahnya. Claire sering menjadi korban bully oleh cewek populer di sekolah, dan diam-diam naksir sama cowok populer di sekolahnya.

Suatu hari, ayahnya yang bekerja sebagai pengumpul barang bekas menemukan sebuah kotak musik yang unik. Kotak musik itu kemudian jatuh ke tangan Claire.

Claire yang bisa membaca tulisan mandarin menerjemahkan tulisan di kotak musik tersebut, yaitu tujuh harapan.

Claire akhirnya mengucapkan keinginan. Dia sama sekali tidak menyangka kalau harapannya itu menjadi kenyataan.

Akhirnya, Claire pun sering mengajukan permintaan di atas kotak tersebut. Namun, tanpa diduga, satu per satu orang dekatnya meninggal.

Setelah mencari tahu, lewat bantuan Ryan, teman sekelasnya, Claire mengetahui asal usul kotak musik tersebut, juga kenyataan kalau satu permintaan harus dibayar dengan darah.

Ngeri banget, ya.

Namun, dari perjalanan Claire, ada banyak hal positif yang bisa kita pelajari.

Berikut 5 pelajaran hidup yang bisa kita dapatkan dari film thriller Hollywood Wish Upon.

Claire digambarkan sebagai murid biasa-biasa saja dan dia sering menjadi korban bullying.

Salah satunya karena pekerjaan ayahnya sebagai pengumpul barang bekas dan sering mencari barang bekas di tempat sampah di seberang sekolah Claire.

Karena enggak tahan diperlakukan seperti itu, Claire jadi down dan memendam masalahnya sendiri, sampai akhirnya dia menemukan penyelesaian lewat kotak musik.

Kita memang enggak punya kotak musik seperti Claire, tapi dari Claire kita bisa belajar kalau korban bullying memang cenderung mencari jalan pintas untuk menyelesaikan masalahnya.

Capek diperlakukan kasar oleh teman-temannya, Claire pun pengin merasakan jadi murid yang disukai semua orang.

Akhirnya dia mengajukan permintaan ingin menjadi murid populer yang disukai semua orang.

Permintaannya terkabul. Claire pun jadi murid paling disukai di sekolah. Banyak yang ingin berteman dengannya.

Namun, Claire merasa kosong karena akhirnya dia jadi jauh dengan dua orang sahabatnya.

Jadi populer kedengerannya mungkin menyenangkan. Namun, yang seharusnya kita lakukan adalah menemukan sahabat yang menerima kita apa adanya dan kita nyaman saat berada di dekat mereka.

Enggak harus jadi populer untuk menemukan sahabat seperti ini.

Banyaknya masalah membuat kita berharap ada jalan pintas yang bisa membawa kita keluar dari semua permasalahan.

Untuk sementara kita mungkin bisa lega, tapi enggak selamanya jalan pintas akan jadi jalan keluar yang sebenarnya.

Seringkali, rasa lega itu hanya untuk sementara saja.

Diceritakan kalau Claire menyaksikan ibunya bunuh diri waktu kecil. Dia pun tumbuh remaja bersama ayahnya.

Claire khawatir dia akan bersikap sama seperti ibunya karena menurut statistik, seorang anak dari ibu yang bunuh diri cenderung akan melakukan hal yang sama.

Ditambah Claire yang jarang bisa ngomong dari hati ke hati bersama ayahnya.

Namun, setelah mereka mencoba untuk ngobrol dan saling mengerti, kita percaya kalau keluarga memang segalanya.

Kadang saat lagi kesal, kita suka membuat keinginan. Seringkali keinginan ini merupakan akumulasi emosi dan kita enggak berpikir jernih.

Kita memang enggak mempunyai kotak musik yang bisa mewujudkan keinginan, tapi ucapan adalah dia.

Mungkin enggak sekarang, tapi suatu hari nanti keinginan kita terwujud.

Kalau keinginan positif sih enggak masalah, tapi kalau keinginan negatif? Makanya harus hati-hati dan enggak boleh asal ngomong, nih.