Peduli terhadap kesetaraan gender perlu kita mulai sedini mungkin.
Berbagai macam cara bisa kita lakukan untuk mempromosikan isu penting ini.
Sahabat-sahabat kita dari PLAN Internasional dan Youth Coalision for Girls mempromosikan isu kesetaraaan gender lewat peluncuran buku dan pameran foto bertajuk 'Yang Terbit Bersama Matahari'.
Diselenggarakan tanggal 21-23 Juli tempo hari, kita diajak untuk peduli dan saling mendukung campaign tentang kesetaraan gender.
Apa aja sih pesan yang disampaikan lewat program ini? Ini dia fakta-fakta dibalik peluncuran buku danpameran foto 'Yang Terbit Bersama Matahari'
Ketidaksetaraan gender di berbagai bidang seperti bidang pendidikan, ketenagakerjaan, dan politik masih menjadi persoalan yang perlu diatasi.
Di NTT, persoalan tersebut bahkan semakin nyata, di mana Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TKPK) perempuan jauh tertinggal di bandingkan dengan laki-laki, yakni 58,33 persen berbanding 80 persen.
“Di NTT, angka buta huruf perempuan lebih tinggi di banding laki-laki.
Meskipun lebih banyak perempuan yang tamat sekolah dasar, tetapi untuk sekolah menengah lebih banyak laki-laki yang menyelesaikannya.
Ini tentunya menjadi halangan tersendiri untuk banyak pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Mingming Remata Evora, Country Director Plan International Indonesia, di acara Pameran Foto bertajuk ‘Yang Terbit Bersama Matahari: Kisah Perempuan Muda NTT menuju Kesetaraan’ di Jakarta, Jumat (21/7).
Di tengah kondisi tersebut, kita masih bisa melihat sejumlah anak perempuan dan perempuan muda NTT yang berjuang keras mengatasi halangan-halangan yang mereka hadapi.
Mereka memperlihatkan kepada dunia bahwa menjadi perempuan tidak menghalanginya menjadi pribadi yang berdaya bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Terpilihlah 11 perempuan muda NTT yang berkisah tentang usaha mereka menjadi pribadi berdaya serta perjuangan mereka menuju kesetaraan yang diabadikan dalam narasi dan foto di dalam buku.
“Atas inisiatif kaum muda yang tergabung dalam Youth Coalition for Girls, cerita tentang perempuan-perempuan unggul itu mereka dokumentasikan dalam sebuah buku foto dan pameran foto yang hari ini kita saksikan.
Saya berharap karya ini bisa menginspirasi anak perempuan lainnya, serta masyarakat luas” kata Mingming.
Mingming menekankan bahwa anak muda harus berani mengambil peran sehingga persoalan-persoalan itu banyak dihadapi anak perempuan kebanyakan, seperti diskriminasi gender, kekerasan, termasuk kekerasan seksual, dapat dihapuskan.
Sementara itu, Sanita Rini, Wakil Presiden Youth Coalition for Girls -- sebuah wadah kaum muda yang mempromosikan kesetaraan bagi anak perempuan – mengatakan, buku foto dan seluruh rangkaian kegiatan ini adalah wujud kontribusi anak muda agar semakin banyak orang memahami apa yang dialami anak perempuan dan perempuan muda di NTT.
“Kami juga mengajak semua turut berkontribusi mempromosikan pemenuhan hak dan kesetaraan bagi semua anak perempuan” ujar Sanita.
Tunggu artikel cewekbanget selanjutnya yang mengulik kisah inspiratif perempuan muda NTT ini ya.
(Baca di sini juga: Hampir Terjebak Pernikahan Anak, Cewek Asal Rembang Ini Kini Jadi Aktivis Perempuan Internasional )