Kisah Inspiratif Adelina, Pegawai Pemerintah dari Desa Fatulunu, NTT

By Indra Pramesti, Rabu, 2 Agustus 2017 | 00:15 WIB
Adelina, Nikita dan Yosefa di Talkshow Interaktif Buku Foto 'Yang Terbit Bersama Matahari' (Indra Pramesti)

Adelina (22) adalah salah satu perempuan muda Nusa Tenggara Timur yang berbagi kisah di buku foto 'Yang Terbit Bersama Matahari: Kisah Perempuan Muda NTT Menuju Kesetaraan'. 

Adelina adalah seorang pemimpin dari Fatulunu, Timor Tengah Selatan - Timor. Di umurnya yang belia, Adelina sudah menjabar sebagai KAUR (Kepala Urusan) Desa tempatnya tinggal.

Ini dia kisah inspiratif Adelina!  

Berawal dari bercocok tanam

Melihat banyaknya pemuda berpotensi tanpa pekerjaan dan berlimpahnya lahan tidur, Adelina merasa prihatin dan mulai melakukan perubahan dalam bentuk mengembangkan kelompok tani.

PLAN International Indonesia memberi bekal berupa pengetahuan tentang proyek Greenskill, yang ia aplikasikan sambil merangkul para pemuda di sekitarnya untuk memanfaatkan lahan yang ada.

Adelina mengaku, memperoleh lahan untuk menanam sayur pun dirasa susah karena di kampung, tanah dimiliki oleh segelintir laki-laki yang secara adat memgang posisi penting, sisanya hanya berhak menggarap setelah diizinkan oleh mereka.

Sekalipun begitu, cibiran dan ejekan sempat dialami Adelina, "Dapat berapa dari tanam sayur, pergi rantau bisa dapat lima ratus ribu." 

Tapi pada akhirnya, para orangtua itu kemudian meminta anaknya untuk bergabung ke kelompok cocok-tanam milik Adelina. 

Hasil panen sayur dijual ke desa tetangga dengan cara memikul dalam ember dan berjalan sejauh 2-3 km.

"Kalau kita gengsi, kita tidak dapat uang." tuturnya.

Namun, ia tak mengambil keuntungan dari penjualan sayur, sebaliknya ia membagi rata antar sesama anggota.

Meski pernah gagal, tahun lalu keuntungan yang ia peroleh mencapai angka 6 juta rupiah. 

Terpilih menjadi KAUR Desa

Adelina masih berusia dua puluh tahun saat ia kemudian dilantik menjadi KAUR (Kepala Urusan) dua tahun lalu. Tugas pertama yang ia lakukan adalah menjadu KAUR Pembangunan, dimana ia mengawasi perbaikan jalan dan tanggul.

"Sebelumnya, masyarakat masih menganggap perempuan tidak bisa menjadi pemimpin. Tetapi melalui pembinaan bahwa gender itu harus setara, mulai muncul kesadaran bhwa perempuan juga harus dilibatkan sebagai pemimpin," tutur Bapak Kepala Desa.

Adelina sendiri, adalah satu-satunya staff perempuan di kantor desa.

"Pernah suatu hari saya lepas pakaian dinas, ada adik satu ambil dan coba, lalu dia bilang, kapan-kapan saya bisa pakai ini," kenangnya. Adelina tidak mengira bahwa ia bisa menginspirasi adik-adiknya untuk menjadi bagian dari pemerintah dan melakukan perubahan. 

Sebagai KAUR, Adelina memperoleh gaji sebesar enam ratus ribu sebagai aparat pemerintah yang dibayar per semester. 

Meski begitu, uang yang ia peroleh sebagian besar digunakan untuk membayar hutang di luar. Sehingga ia tidak bisa menabung untuk sekolah.

"Saya masih ingin kuliah, meski di Universitas Terbuka di Kota Soe, juga tak mengapa. Tapi saya tidak ada biaya." terangnya.   

Ia akan menunggu hingga kesempatan itu tiba, sambil terus menjalankan tugasnya sebagai aparat negara dan ketua kelompok. 

*beberapa kutipan diambil dari buku foto 'Yang Terbit Bersama Matahari: Kisah Perempuan Muda NTT Menuju Kesetaraan'