Pernah enggak kita merasa kagum dengan seorang public figure hingga menjadikan dia sebagai idola kita? Bisa jadi dia adalah seorang seleb, atlet, seniman, hingga politikus.
Menjadi fans atau penggemar adalah hal yang lumrah terjadi dan sudah ada sejak zaman dulu. Penggemar, kalau diartikan adalah seseorang yang memiliki ketertarikan tertentu untuk jadi kesenangannya.
Salah enggak kalau kita punya idola yang kita kagumi banget? Misalkan kita nge-fans sama Justin Bieber, rajin mencari info tentang mereka, membeli merchandise resminya, sampai menabung berbulan-bulan hanya karena ingin menonton konsernya.
Tentunya enggak salah, selama yang kita lakukan enggak merugikan diri sendiri dan orang lain. Atau membuat kita menjadi lupa terhadap kehidupan nyata yang sebenarnya sedang kita jalani.
Nyatanya, banyak dari kita menjadikan seseorang jadi idola untuk penyemangat, hingga jadi tipe cowok ideal. Berikut hasil surveinya.
(Baca juga: 10 Cewek Keren Feminis Inspiratif yang Bisa Jadi Role Model Kita. Bisa Belajar Banyak Dari Mereka)
Menurut psikolog Roslina Verauli, M. Psi., alasan seseorang bisa jadi seorang fans adalah faktor . Identitas diri bukan terbentuk tapi dibentuk, jadi kita punya andil untuk .
Khususnya untuk kita yang masih menjadi remaja, saat ini sedang berusaha melihat lingkungan sosial secara lebih luas, di luar diri dan lingkungan terdalamnya dengan tujuan membentuk identitas diri.
Setiap dari kita punya “pressure” atau tekanan untuk berkembang menjadi individu dengan identitas diri yang kuat dan matang, dan pada usia remaja kita mulai mencari figur yang layak dijadikan panutan, seperti tokoh idola.
Selama kita mengambil nilai-nilai positif dari idola dan memakai itu untuk kehidupan kita, tentunya enggak ada masalah.
“Aku nge-fans banget sama Prilly Latuconsina karena dia orangnya ramah, dekat banget sama fansnya, dan enggak jaim di depan kamera. Selain itu, dia bertalenta banget mulai dari akting, nyanyi, sampai menulis. Karena Prilly, aku pun jadi suka nulis puisi.” (Syafira, 15 tahun)
Ketika kita jadi menemukan talenta, atau bahkan mengembangkan bakat karena melihat sang idola, tentunya hal tersebut akan jadi keuntungan juga buat kita.
Tapi jika kita terlalu memuja satu idola tertentu sampai menutup mata serta telinga bila ada orang yang mengkritiknya, itu artinya pembentukan identitas diri hanya berasal dari satu sumber saja, yaitu tokoh idola yang begitu dipuja.
Bisa jadi itu terjadi karena pelarian dari kehidupan sosial dan emosional yang enggak terpenuhi.
Ada cara gimana jadinya menjadi fans yang keren dan juga enggak dipandang remeh oleh orang lain.
Fokus kita enggak hanya tertuju ke satu idola saja. Dengan ‘berbagi hati’ pada banyak idola, kita bisa terhindar dari rasa cinta berlebihan yang enggak masuk akal.
Selain info yang diberikan sudah pasti benar, sehingga menghindarkan kita dari salah paham dan juga terbebas dari opini fanbase atau fans lain yang bisa membuat kita semakin delusional, he-he.
Kolom komentar di medsos rentan banget terjadi adu pendapat, hingga mengarah ke arah bully-an, yang enggak bisa kita hindari juga. Coba kurangi membacanya daripada bikin kita ikut mengomentari di dalamnya.
Secinta-cintanya kita sama idola, tetap saja yang terpenting adalah kehidupan nyata kita. Coba deha aktif lakukan kegiatan lain yang lebih berguna, seperti ikut organisasi di sekolah, jalan bareng sahabat, atau belajar bareng adik atau kakak. Waktu lebih produktif, kita pun jadi punya banyak teman.
(Baca juga: Ngeri! 5 Tindakan Fans Kpop dengan Kamera Tersembunyi yang Melanggar Hukum)