Ngobrol Soal Medsos Bareng Young Lex. Intip Yuk!

By Putri Saraswati, Sabtu, 19 Agustus 2017 | 10:30 WIB
Ngobrol Soal Medsos Bareng Young Lex. Intip Yuk! (Putri Saraswati)

Pengguna aktif media sosial pasti akrab dengan nama Young Lex.

Rapper yang mulai aktif di dunia hiburan tanah air sejak tahun 2011 ini emang belakangan heboh banget menuai pro kontra.

Karya dan serba serbi tingkahnya, on stage dan off stage, selalu berhasil menyedot perhatian.

Nah, Jumat (4/8) lalu, saat Young Lex dateng ke redaksi Cewekbanget.id untuk promo film terbarunya, The Underdogs, tim Cewekbanget.id sempat ngajak ngobrol dia soal media sosial nih, girls.

(Baca juga: )

Penasaran obrolannya seperti apa? Yuk simak!

"Menurut gue penting. Tapi image yang bangun bisa siapa aja, bisa dari orang awam ataupun media. Bisa juga diri lo sendiri yang bentuk, entah itu baik atau buruk.

Kalau gue sendiri sih enggak berusaha membentuk image gue harus seperti ini atau itu. Gue santai banget. Kalau A, ya gue tampilin A. Kalau B, ya gue tunjukkin B. Enggak merasa ada tuntutan untuk nampilin sesuatu.

Gue enggak peduli dengan omongan orang dan enggak berusaha untuk nge-post yang baik-baik biar orang yang enggak suka jadi suka sama gue. Karena kalau dari awal udah enggak suka, mau gue ngapain juga tetep aja enggak bakal suka. Ini menurut gue pribadi ya, orang kan beda beda." 

"Kalau buat gue lebih ke kasian sih. Contoh dalam berpacaran kelihatannya bahagia, padahal sebenernya enggak. Relationshipnya bagus banget di foto tapi di kehidupan nyatanya ternyata banyak masalah. Gue enggak menganggap itu muka dua sih, karena bagi gue itu enggak merugikan siapa-siapa.

Dia cuma pengin orang-orang liat hubungan mereka baik-baik aja. Jadi, menurut gue enggak masalah."

"Kalau ngomongin soal tangggung jawab, menurut gue setiap orang yang main medsos itu punya tanggung jawab dan hak.

Gue punya hak untuk nge-post hal yang gue suka, tapi juga punya tanggung jawab untuk membatasi konten yang gue bagi. Konten medsos gue enggak ada yang berbau seksual atau berhubungan dengan alkohol dan drugs.

Untuk urusan karya, dari awal gue berkarir tujuannya bukan untuk terkenal. Gue bikin lagu ya apa yang mau gue tulis. Ketika banyak yang suka, lagunya jadi booming dan banyak yang tahu, termasuk orang yang enggak suka pun jadi tahu. Nah, untuk yang enggak suka ini, gue enggak merasa ada tanggub jawab untuk menyenangkan mereka. 

Sedangkan untuk fans gue yang belum cukup umur, gue punya tanggung jawab (untuk menjaga kontennya supaya enggak terlalu vulgar). Tapi, sejauh ini lagu gue yang agak eksplisit paling cuma 4 atau 5 lagu. Balik lagi sih, semua elemen punya tanggung jawabnya masing-masing. Orang tua juga harus berperan di sini.

Netizen juga punya tanggung jawab nih saat komen. Karena menurut gue netizen yang suka komen usil juga bisa jadi cerminan bangsa. Contoh, ketika gue bikin karya, banyak netizen yang ngasih komen buruk. Parahnya, enggak jarang komennya (omongan yang netizen sampaikan) justru lebih buruk dibanding karya gue.

Menurut gue seharusnya kalo ada yang salah, ya komen lah yang bisa membangun. Bukan malah ada yang salah, malah komennya lebih salah lagi."

"Komen hate tuh pasti bakal ada. Video-video di Youtube tentang kemanusiaan aja banyak yang dislike. Kebayang enggak kok bisa sih?

Awal gue mulai karir sih masih suka kepancing. Cuma abis itu gue mikir, gimana caranya gue bisa menang ngelawan hal seperti ini.

Akhirnya gue bikin teori sendiri, "Kalo sampai komen buruk ini masuk ke diri gue, mereka menang." Jadi, gue berusaha supaya omongan negatif ini enggak mempengaruhi gue. Caranya dengan enggak perlu dan enggak usah tahu tentang komen itu. Anggap aja enggak ada."

"Sebelum posting mikir dulu, perbanyak wawasan. Kalau misalnya udah terlanjur ngelakuin blunder di medsos, entah itu nge-post sesuatu yang vulgar atau nulis caption yang salah, ya minta maaf.

Intinya sih unggahan kita dipikirin baik-baik. Jangan sampai bikin orang lain tersinggung."

"Gue gatau sih background yang punya akun-akun ini siapa. Gue cuma mikir dia juga nyari duit. Jadi gue enggak dendam atau apa sih. 

Malah gue anggep becandaan aja, seru. Gue di medsos tuh suka mainin peran yang orang-orang kasih. Mereka bilang gue nyebelin, ya gue bisa makin nyebelin.

Kayak orang merasa bisa nge-bully gue lewat meme "makan bang". Gue enggak merasa ter-bully tuh, santai banget. Malah gue jadiin lagu kan. Masalahnya, ter-bully atau enggaknya diri lo kan keputusan lo sendiri. Intinya jangan sampai komen itu masuk ke otak lo. Jangan sampe omongan negatif orang mendefinisikan diri lo."