Jika melihat dari rentang waktu terjadinya, enam jam, hujan tersebut diakibatkan oleh awan Kumulonimbus (Cb). “Awan besar biasanya tidak mungkin satu lokasi sebesar rumah. Kalau hujan skala kecil ya singkat biasanya. Sulit untuk diperoleh faktanya ya secara ilmiah,” ujar Halimurahman.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa musik kemarau masih akan berlangsung hingga September. Selama 21-30 hari di bulan Agustus ini, Pulau Jawa sama sekali engga diguyur hujan.
“Jadi kalau 10 menit sangat mungkin ada sekumpulan awan kecil kemudian terjadi kondensasi, pengembunan, hujan,” terang Halimurrahman.