Seru dan Menantang. Intip Cerita di Balik Pekerjaan Sebagai Penyiar Radio

By Indra Pramesti, Senin, 11 Desember 2017 | 13:30 WIB
Intip Serunya Kerja Jadi Penyiar Radio Yuk! (Indra Pramesti)

Tahu enggak sih girls, setiap tanggal 11 September diperingati sebagai Hari Radio Nasional. Pasti bangga dong dengan adanya radio di tanah air, apalagi dengan perannya memberikan informasi pada era kemerdekaan.

Nah, buat yang penasaran seperti apa serunya kerja sebagai penyiar radio, cewekbanget udah mewawancarai beberapa penyiar radio yang eksis di radio-radio nasional.

Yuk kenalan dan intip serunya kerja jadi penyiar radio!

(Baca juga di sini: )

Kenny Djafar adalah seorang penyiar di Radio Prambors. Sebagai seorang  single DJ, Kenny harus dituntut mampu melakukan apa pun sendiri saat siaran. Mulai dari memutarkan lagu, mencari info hingga mengoperasikan alat di studio.

Menurutnya, menjadi seorang penyiar radio punya hal lucu dan berkesan, bahkan kadang mengharukan.

“Dulu gue pernah pas lagi siaran jam 8 sampe jam 12 malem weekend, gue putus sama mantan gue waktu itu. Tapi namanya jadi penyiar, kita enggak boleh kelihatan kalau kita lagi sedih, jadi walaupun habis nangis-nangis gue harus tetep smiling voice, harus senyum, harus kelihatan kayak tegar dan kayak enggak ada apa-apa, kayak gue lagi have a good mood and have a good day.”

Selain pengalaman yang berkesan, menjadi penyiar radio juga membuat Kenny mendapat privilege saat nonton konser musik. Kenny juga sempat ke luar negeri untuk nonton konser, dan interview artis seperti ke Malaysia untuk nonton konser Ed Sheeran, atau ke Barcelona untuk konser Justin Bieber.

Soal tantangan menjadi penyiar radio, Kenny menjawab saat harus ngomong sendiri di studio siaran.

“Lo harus menggambarkan sesuatu dengan suara dan penjelasan. Kalau penjelasan lo kurang tepat dan enggak bisa dibayangin, ya pendengar lo enggak dapet apa-apa dan lo bakal kelihatan kayak penyiar yang kurang cerdas. Termasuk juga menjaga mood dan harus professional.”

Selain menjadi penyiar radio, Kenny juga bekerja sebagai host di TV swasta untuk acara musik dan travelling.

(Baca juga di sini: )

Sementara itu, menjadi seorang penyiar radio Dina Janidya mengaku banyak keseruannya. Salah satunya adalah bisa jadi satu-satunya orang yang tahu curhatan orang yang enggak dikenal dan tahu keluh kesah mereka.

“Seneng sih, kalau pas buka topik atau pun buka interaksi ada yang pas banget sama apa yang lagi dirasain. Tapi tambah seru lagi pas udah ketemu sama pendengar di event-event radio.”

Soal tantangan menjadi penyiar radio, Dina menjawab kalau menjadi penyiar harus siap berpacu dengan waktu.

“Harus siap berpacu dnegan waktu karena di radio hitungannnya detik. Semisal ada slot iklan yang mau diputar di menit 45, ya harus tepat waktu. Jaga durasi biar enggak over.”

Terus kalau pas siaran saya termasuk single DJ, jadi kebayang yaah mulut sambil ngomong, mata sambil lihat layar atau contekan, tangan operate mixer, dll.”

Selain menjadi penyiar radio Dina juga berprofesi sebagai voice over talent untuk program di TV atau iklan, dan sebagai Operation Manager untuk perusahaan swasta di bidang organic food.

Sebagai seorang penyiar radio, Maggie harus mampu menguasai beberapa pekerjaan, seperti menyiapkan materi setiap setengah jam sebelum siaran, menjadi voice over untuk iklan, termasuk jugamemproduksi jingle iklan/smash untuk klien.

Maggie juga harus tahu bagaimana menjadi operator, mempromosikan siarannya di media sosial, membuat laporan request lagu setiap minggunya, serta live report untuk event langsung dari TKP.

Menjadi penyiar radio, Maggie juga punya cerita yang lucu.

“Lucunya sih ketika setiap pendengar kecewa kalau aku ternyata enggak seperti orang dalam bayangan mereka. ‘Kirain Maggie tuh cewek-cewek yang cantiiiik, rambutnya panjaaang, bla bla bla. Lucu karena kan itu salah mereka aja yang ngebayangin, not me. Ha ha.”

"Yang mengharukan sih setiap ada pendengar yang mau menjalin kedekatan sama penyiar, misal dateng ke kantor, kadang enggak cuma bawa makanan, tapi beneran dikasih kado. Ppadahal ya klo dipikir kita ngasih apa sih? Enggak ada."

Sementara itu untuk tantangan selama berprofesi menjadi penyiar radio, Maggie manjawab bahwa interview artis idola jadi tantangan yang seru.

“Menjaga rasa profesionalitas ketika ada idola itu cukup bikin keringat dingin. Terus ngadepin program, iklan atau lagu yang sesuai sama hati itu juga tantangan banget.”

Maggie menambahkan, "Me-manage mood ketika lagi down se-down-down-nya tapi enggak boleh ketahuan siapa-siapa. Kejadian yang lucu adalah ketika malam sebelumnya abis putus dan nangis eh pas on air aku fake segirang-girangnya sampai partner siaranku nanya 'kamubaru jadian ya?'"

Bagi Maggie, mendapat ucapan terima kasih dan pendengar ikutan nyanyi saat lagu sedang diputar udah cukup bikin dia senang.

Soal tips menjadi penyiar radio, ketiganya kompak menjawab keinginan yang tinggi dan ulet untuk terus belajar adalah kunci menjadi penyiar radio yang baik.

Be yourself and proud to be you. Jangan pernah menjadi penyiar lain. Terus mau belajar jadi penyiar yang baik dan jangan takut melakukan kesalahan. Jadi penyiar radio juga harus suka baca, dengerin radio, pintar menemukan karakteristik dan be yourself.

Se-simple mau coba ikutan audisi radio pas lagi butuh cari penyiar. Selalu mau mencoba kalau ada kesempatan. Sudah banyak juga short course yang ngasih kesempatan buat tahu dunia radio, ikut komunitas atau lomba-lomba juga.

Gigih, biar enggak gampang nyerah nyari celah untuk jadi penyiar. Tetap mau belajar ketika belum atau udah jadi penyiar dan nekat. Kalau cuma bilang pengin jadi penyiar tapi enggak ada usaha ya enggak akan dapet kesempatan.

Terus punya kecintaan sama dunia radio. Mau orang bilang alah radio ga ada duitnya, radio ga ada masa depannya, radio bakal mati karena streaming dll ya lu tetep harus cinta dengan segala konsekuensinya.

(Baca juga di sini: )