Banyak kabar-kabar yang seringkali dibilang “fakta” mengenai kanker payudara.
Tapi sebenarnya, ada beberapa kabar yang dikatakan sebagai kabar ini ternyata hanya mitos semata.
Ini 9 mitos tentang kanker payudara yang paling sering kita dengar. Wajib tahu!
Banyak banget yang mengatakan kalau menggunakan bra terutama bra berkawat dapat meningkatkan risiko cewek-cewek terkena payudara.
Tapi, mitos ini sudah dibantah habis-habisan oleh sebuah studi milik tim peneliti dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, AS.
Mereka menunjukkan kalau menggunakan bra enggak ada hubungannya sama sekali dengan kanker payudara.
Menurut National Cancer Institute, enggak ada bukti yang cukup kuat kalau deodoran memicu kanker payudara.
Kandungan murni dari deodoran sendiri memang merupakan bahan kimia yang mungkin menjadi faktor risiko kanker, tapi biasanya suatu produk yang akan beredar di pasaran pasti akan diuji ketat terlebih dahulu.
National Cancer Institute bersama US Food and Drug Administration enggak menemukan zat berbahaya yang terkandung dalam deodoran.
Penyebab utama kanker payudara berasal dari mutasi gen, tapi hanya sekitar 5-10 persen saja kanker payudara yang berasal dari faktor keturunan.
Mutasi gen bisa terjadi pada seseorang karena faktor lingkungan, gaya hidup, dan faktor usia. Presentase untuk kanker yang disebabkan oleh mutasi gen berkisar antara 90-95 persen.
(Baca juga: 6 Alasan Kenapa Payudara Suka Gatal dan Cara Mengatasinya)
Enggak sedikit masyarakat yang beranggapan kalau radiasi sinyal yang dipancarkan oleh ponsel bisa memengaruhi kesehatan bahkan bisa menyebabkan kanker!
Padahal kenyataannya radiasi yang terpancar sangat kecil yaitu hanya berkisar 450-2.700 MHz dengan kekuatan punk 0,1-5 watt.
Karena radiasi ponsel yang begitu kecil, maka radiasi ponsel enggak menyebabkan kanker.
Karena melakukan pengecekan payudara dengan mammogram memang memanfaatkan sinar radiasi dimulailah kabar yang mengatakan mammografi menjadi salah satu penyebab kanker payudara.
Kenyataannya mammogram yang dilakukan rutin justru membantu untuk menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara pada usia 45 hingga 75 tahun.
Berbeda dengan Mammogram, MRI adalah pengecekan payudara menggunakan magnet dan USG menggunakan gelombang suara.
Tapi tetap saja terdengar kabar yang mengatakan bahwa keduanya juga bisa menyebabkan kanker payudara.
Malahan, MRI dan USG sangat berguna untuk mendeteksi dini kehadiran sel-sel penyebab kanker payudara, lho!
(Baca juga: Ini 6 Tipe Bentuk Payudara yang Kita Miliki, Kamu yang Mana?)
8 dari 10 benjolan yang ditemukan pada payudara adalah tumor jinak atau enggak memiliki sifat kanker.
Selain itu, bisa juga benjolan yang muncul disebabkan benturan yang menyebabkan pendarahan dan memicu munculnya benjolan.
Enggak pernah ditemukan hubungan sebab akibat antara minum kafein dan kanker payudara, bahkan beberapa penelitian justru mengatakan kalau kafein dapat menurunkan risiko kanker.
Ada sebuah mitos yang mengatakan kalau ukuran payudara menentukan peluang kita terkena kanker.
Tetapi, mitos tersebut dipatahkan berbagai penelitian yang mengatakan bahwa kanker dapat menimpa dengan ukuran payudara berbeda.
(Baca juga: Apakah Payudara Kita Akan Berhenti Tumbuh? Ini Jawabannya!)
Kanker payudara bisa menyerang tanpa memandang usia. Jenis kanker ini memang lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia 40 tahun ke atas.
Namun, 5% di antaranya adalah cewek yang usianya masih di bawah 30 tahun.
(Shelby Zakaria)