Belajar dari Kasus Viral Video Seks, Ini Alasan Kita Enggak Boleh Ikut Menyebarkan Video Seks

By Indra Pramesti, Kamis, 1 Februari 2018 | 14:45 WIB
Menyebarkan konten berbau seks ke media sosial membuat membuta kita menjadi bully! (Indra Pramesti)

Parahnya, dilansir dari ncpc.org, sebuah survei menyebutkan bahwa 81% remaja kurang paham bahwa cyber bullying adalah hal yang serius. Padahal, korban dari cyber bullying dapat menderita dalam aspek emosional, sosial, tingkah laku, hingga akademis.

Korbannya dapat menderita depresi dan terancam risiko eating disorder, mengucilkan diri, hingga tidak ada keinginan untuk melanjutkan pendidikannya akibat harus menanggung malu.

Saat satu akun mulai memposting sebuah video atau konten berbau seks, pasti akan ada akun-akun lainnya yang menanggapi.

Orang-orang yang mengetahui tersebarnya konten tersebut akan terpicu untuk memberi komentar buruk atau bahkan menyebarkannya. Komentar-komentar buruk serta upaya seseorang untuk meyebarluaskan video tersebut adalah bentuk dari cyber bullying.

Enggak menutup kemungkinan kejadian buruk ini bisa terjadi pada kita atau orang terdekat kita. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Pertama, terhadap konten yang berhubungan dengan orang video tersebut.

Meski sudah tersebar luas, untuk dilaporkan ke pihak berwajib.

Membalas perilaku mereka sama saja membuat diri kita seorang bully.

lewat fitur ‘report’ di Facebook, Youtube, Instagram, atau media sosial lainnya.

(Baca juga: 5 Akun Instagram yang Menginspirasi Kita Bikin Catatan Rapi dan Aestetik)