Cerita Unik Di Balik Hari Sumpah Pemuda. Anak Muda harus Tahu!

By Indra Pramesti, Sabtu, 28 Oktober 2017 | 03:20 WIB
Selamat Hari Sumpah Pemuda! (Indra Pramesti)

Kongres Pemuda yag digelar saat itu mendapat pengawasan ketat dari Polisi Belanda. Mereka juga sempat memprotes jalannya kongres, karena menggunakan kata ‘merdeka’, kata yang saat itu dilarang banget oleh pemerintah Belanda. Makanya, ketua kongres, Soegondo menghimbau untuk enggak menggunaan kata ‘kemerdekaan’. Hal ini juga yang membuat lagu Indonesia Raya yang pertama kali berkumandang saat itu dibawakan tanpa syair.

Saat itu, menjelang penutupan kongres tanggal 28 Oktober, W.R Soepratman datang mendekati Soegondo sambil menenteng biolanya untuk memberikan kertas berisi lagu ciptaannya. Saat membacanya, Soegondo melihat judulnya ‘Indonesia Raya’ dan banyak terdapat kata ‘merdeka’ juga ‘Indonesia’. Karena khawatir kongres akan dibubarkan, akhirnya Soegondo memperbolehkan W.R Soepratman untuk memainkan lagunya, tapi hanya dengan biola, tanpa menyanyikan syair.

Dardanella adalah kelompok sandiwara keliling yang pada Oktober 1928 saat itu lagi sibuk banget menggelar pementasan keliling kota-kota di nusantara.

Yang enggak banyak diketahui adalah kelompok sandiwara ini selalu membawa pesan nasionalisme dalam pementasan mereka, khususnya soal tanah air, bangsa dan bahasa satu: Indonesia. Hebatnya lagi, mereka selalu menyebarkan penggunaaan bahasa Indonesia kepada para peonton lewat pementasan sandiwara yang mereka gelar.

Jadi ide besar dari Sumpah Pemuda ini enggak cuma disebarkan dalam Kongres Pemuda, tapi juga melalui kesenian oleh kelompok Dardanella ini.