10 Peribahasa Indonesia Yang Menggambarkan Kehidupan Sehari-hari Kita. Pernah Ngerasain Juga?

By Indra Pramesti, Sabtu, 30 Desember 2017 | 07:15 WIB
Ini dia 10 peribahasa Indonesia yang menggambarkan kehidupan sehari-hari kita! (Indra Pramesti)

Sering belajar peribahasa di sekolah? Pernah berpikir enggak, kadang ada juga peribahasa yang relate banget sama kehidupan kita. Berikut ini cewekbanget udah merangkum 10 peribahasa Indonesia yang menggambarkan kehidupan sehari-hari kita. Kamu pernah ngerasain juga?

(Baca juga: Tipe Teman Yang Harus Kita Hindari di Tahun 2018 Menurut Zodiak. Kamu Setuju?)

Artinya jika mau membayar banyak akan mendapat barang lebih baik.

Peribahasa ini sering berlaku kalau kita lagi shopping. Kalau kita membeli barang dengan harga yang cukup tinggi, pasti barang itu punya kualitas yang baik juga. Nah, kalau harganya enggak begitu mahal, biasanya kita juga menerima barang yang enggak sesuai ekspektasi kita nih, girls. Kamu pernah mengalami juga?

Artinya tidak enak makan dan minum karena terlalu sedih.

Peribahasa ini sering berlaku buat orang yang ngerasa hilang semangat waktu lagi merasakan kesedihan yang dalam. Biasanya sampai makan dan minum pun kita enggak bisa menikmati saking sedihnya.

Artinya persahabatan yang sudah putus dan tidak bisa membaik seperti semula.

Buat yang pernah marah besar sama sahabatnya sampai enggak baikan, kayaknya peribahasa ini bakal mewakili banget.

Artinya selalu memikirkan urusan orang lain tanpa peduli dengan urusan sendiri.

Peduli dan berempati sama orang lain memang dianjurkan. Tapi bukan berarti kita harus melupakan urusan sendiri, kan, girls?

Artinya budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang.

Dalam kehidupan sehari-hari, peribahasa ini berlaku saat kita lagi berkomunikasi sama orang lain. Bisa komunikasi secara langsung, chat atau pun lewat media sosial. Tutur bahasa kita bisa menunjukkan watak kepribadian kita juga, lho.

(Baca juga: Akun Instagram yang Wajib Di-unfollow di Tahun 2018 Menurut Zodiak!)

Artinya karena kesalahannya, orang lain dipersalahkan.

Sebaik-baiknya manusai adalah yang bisa mengakui kesalahannya. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang kerap mengelak dari kesalahan. Parahnya lagi mereka juga sering menunjuk orang lain sebagai pihak yang salah.

Artinya lebih banyak mengindahkan urusan orang lain daripada urusan sendiri.

Kita hidup di dunia dimana banyak orang yang terlalu suka ikut campur dengan masalah orang lain. Yuk, daripada kita buang-buang waktu ngurusin atau ngomongin orang lain, mending kita lakukan perkejaan yang lebih produktif aja ya, girls.

Artinya sejauh-jauh orang merantau, akhimya kembali ke tempat asalnya atau kampung halamannya juga.

Kalau kita sekolah atau kuliah di tempat yang jauh dari tanah kelahiran atau rumah kita, kita bakal merasa kangen banget. Akhirnya, kita jadi sadar deh, kemanapun kita pergi, kita pasti bakal kembali ke tempat kita berasal.

Artinya tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.

Peribahasa ini mengingatkan kita kalau di dunia enggak ada satupun orang yang sempurna. Semua pasti ada ‘cacat’ dan kekurangannya. Kuncinya adalah, gimana kita bisa mempergunakan kekurangan kita itu sebagai keunikan dan membawa keuntungan buat diri kita sendiri.

Artinya segala sesuatu hendaknya disesuaikan dengan keadaan zaman.

Zaman terus berubah, berikut juga orang-orangnya. Makanya, kadang ada beberapa aturan lama yang enggak cocok lagi digunakan di masa sekarang.

(Baca juga: Berdasarkan Urutan Kelahiran, Yuk Bongkar Nasib Percintaan Kita!)