Belajar dari Kasus Pembunuhan Sekeluarga, Ini Alasan Pentingnya Terbuka Pada Orangtua dan Komunikasi Efektif di Keluarga

By Debora Gracia, Rabu, 14 Februari 2018 | 08:28 WIB
Sudahkah kita terbuka pada orangtua? (Debora Gracia)

(Baca juga: 10 Kisah Mengharukan Pengorbanan Ayah Buat Anaknya. Siap-siap Nangis!)

Mungkin saat ini sebagian besar dari kita sulit untuk terbuka dengan orangtua, dengan berbagai alasan. Bisa karena takut, segan, atau tidak ingin orangtua mencampuri urusan pribadi kita. Simak beberapa cerita dari teman-teman kita ini, girls.

"Terkadang aku terbuka sama orangtua, tapi terkadang enggak. Ada yang diceritain, ada yang enggak. Tergantung gimana mood orangtua dan dari akunya pengin cerita atau enggak. Kalau aku pribadi, saat ada masalah enggak pengin orangtua jadi disusahin. Maunya menyelesaikannya sendiri." (Annabelle, 19 tahun)

"Sebenarnya aku terbuka sama orangtua, hanya saja harus dipancing dulu buat cerita. Aku juga pilih-pilih cerita kalau sama orangtua, misalkan tentang teman dan kuliah, aku pasti cerita. Tapi kalau tentang pacar, kadang enggak selalu aku ceritakan, karena segan juga masih umur segini enggak mau menganggap pacaran adalah hal yang harus diseriusin banget." (Syifra, 19 tahun)

"Aku selalu cerita tentang teman dan sekolah kepada orangtua. Terutama Mama. Tapi, untuk masalah sendiri misalkan lagi galau karena gebetan, aku malu untuk cerita, ha-ha. Gimana ya, agak segan juga, dan takutnya orangtua berpikir aku belum cukup dewasa untuk itu." (Chia, 18 tahun)

Pernyataan di atas mungkin mewakil perasaan kita. Ada yang terbuka dengan orangtua, tapi tunggu dipancing dulu untuk cerita. Ada yang enggak mau cerita ke orangtua karena malu dan segan. Ada yang terbuka untuk beberapa bagian cerita saja.

Tapi kebanyakan memang kurang terbuka untuk masalah percintaan, seperti cerita gebetan atau pacar. Dan kebanyakan juga lebih terbuka sama ibu.

(Baca juga: 11 Ilustrasi Kasih Sayang Ayah & Anak Perempuannya Ini Manis Banget)

Seorang psikolog dari Kansas, Amerika Serikat, Rae Sedwigck mengungkapkan kalau komunikasi dalam keluarga adalah keseimbangan antara kata-kata, gesture tubuh, intonasi suara, tindakan untuk menciptakan harapan, saling pengertian, dan ungkapan perasaan.

Faktor bahwa terbuka sama orangtua itu penting, jika komunikasi keluarga efektif mencakup hal di atas. Mungkin kita lebih sering cerita dengan ibu, bukan berarti kita tidak pernah mengobrol dengan ayah.

Komunikasi anak dan orangtua bukan hanya sekadar bertanya apa yang kita lakukan hari ini, sudahkah kita mengerjakan tugas sekolah, atau berapa nilai ujian terakhir kita.

Berkomunikasi lebih dari itu. Ada keinginan untuk tahu, ada gesture tubuh yang menandakan orangtua tertarik dengan cerita anak, ada feedback dari orangtua dengan menanggapi cerita anak, dan ada sikap saling pengertian. Orangtua mengerti posisi anak dan anak mengerti posisi orangtua.

Alasan penting banget kita untuk terbuka pada orang tua bisa diungkapkan pada gambar di bawah ini.

(Baca juga: 5 Film Korea Tentang Keluarga Paling Sedih Yang Mampu Menguras Air Mata. Wajib Tonton!)